Selasa 30 Mar 2021 19:31 WIB

Peneliti Populi Center Nilai Terlalu Dini Simpulkan Capres

Peneliti menilai dinamika politik sampai 2024 masuh belum bisa ditebak.

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Bayu Hermawan
Peneliti Senior Populi Center, Afrimadona
Foto: Republika TV/Havid Al Vizki
Peneliti Senior Populi Center, Afrimadona

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Peneliti Senior Populi Center, Afrimadona memprediksi peluang munculnya tokoh baru yang dicalonkan dalam Pilpres 2024. Hal ini berdasarkan pengamatan Afri bahwa dinamika politik masih terus berkembang hingga 2024 nanti.

Afri menyampaikan secara umum, memang masih terlalu dini untuk menyimpulkan peluang keterpilihan seseorang pada 2024 nanti. Alasannya, dinamika politik sampai 2024 nanti masih belum bisa ditebak. 

Baca Juga

"Parpol kita sangat fleksibel karena parpol kita tidak punya ideologi yang jelas. Mereka umumnya mengikuti logika median voter dan tentu saja ini pragmatis dan rasional," kata Afri pada Republika.co.id, Selasa (30/3).

Afri menilai masing-masing parpol akan tetap mengambil perhitungan yang matang makin mendekati periode pendaftaran Pilpres 2024. Tiap Parpol akan mengkaji nama lama atau nama baru yang berpeluang menang. Hanya saja, Afri enggan menyebut nama baru yang potensial.

"Dinamika politik ke depan sangat mungkin memunculkan nama-nama baru lagi yang mgkin selama ini tenggelam," ujar Afri.

Afri menemukan karakter pemilih di Indonesia cenderung figur sentris atau berpatokan pada tokoh tertentu. Para pemilih akan melihat siapa yang familiar di kepala mereka.  Oleh karena itu, nama-nama yang umum di masyarakat dipilih ketika diadakan survei soal Capres 2024.

"Jadi, nama-nama yang familiar di kepala pemilih itu mungkin yang akan muncul dari mulut responden ketika diwawancarai oleh survei. Itulah sebabnya nama Prabowo, misalnya masih tinggi," ucap Afri.

Namun, Afri mengingatkan potensi bias dalam survei terkait Pilpres berpotensi besar. Misalnya terbatas pada anak muda dalam survei Indikator Politik Indonesia (IPI) atau terbawa efek 2019 dalam survei Charta Politica. 

"Populi sendiri belum melakukan survei nasional tahun ini. Survei terakhir yang kita lakukan tahun 2020 memang memperlihatkan Prabowo masih unggul. Tapi, sekali lagi ini bisa jadi carry over effect dari 2019," pungkas Afri.

Diketahui, IPI melakukan simulasi terhadap 17 nama calon presiden dalam survei nasional anak muda pada Maret 2021. Hasilnya, Anies Rasyid Baswedan (15,2 persen), Ganjar Pranowo (13,7 persen), dan Ridwan Kamil atau Kang Emil (10,2 persen) menjadi tiga tokoh teratas yang dipilih anak muda jika pemilihan presiden dilakukan sekarang.

Adapun survei Charta Politica menunjukkan Prabowo Subianto berada di urutan pertama Capres terpilih dengan 22,2 persen. Disusul Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dengan presentase 20 persen dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan 14,2 persen. Urutan capres pilihan masyarakat berikutnya yakni Sandiaga Uno dengan tingkat keterpilihan sebesar 12,7 persen dan Ridwan Kamil 9,2 persen. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement