Rabu 31 Mar 2021 02:35 WIB

Dinkes: Tes Usap di Lima Sekolah Pontianak Semuanya Negatif

Dinkes Pontianak membantah ada klaster sekolah di wilayahnya.

Tabung cairan hasil tes usap Polymerase Chain Reaction (PCR) di Rumah Sakit Pusat Pertamina, Jakarta, Rabu (18/11). Dewan Pers bekerjasama dengan FIF Group dan Djarum Foundation kembali menggelar tes usap untuk 100 pekerja media secara gratis dalam rangka mngantisipasi paparan virus covid-19 dikalangan wartawan. Republika/Thoudy Badai
Foto: Republika/Thoudy Badai
Tabung cairan hasil tes usap Polymerase Chain Reaction (PCR) di Rumah Sakit Pusat Pertamina, Jakarta, Rabu (18/11). Dewan Pers bekerjasama dengan FIF Group dan Djarum Foundation kembali menggelar tes usap untuk 100 pekerja media secara gratis dalam rangka mngantisipasi paparan virus covid-19 dikalangan wartawan. Republika/Thoudy Badai

REPUBLIKA.CO.ID, PONTIANAK -- Kepala Dinas Kesehatan Kota Pontianak, Kalimantan Barat, Sidiq Handanu menyatakan hasil tes usap yang dilakukan pihaknya pada para guru dan murid yang melakukan belajar tatap muka negatif Covid-19. Ia belum bisa merinci nama sekolah-sekolah tersebut.

"Ada lima sekolah yang hasil tes usapnya sudah keluar, semuanya negatif," kata Sidiq Handanu di Pontianak, Selasa (30/3).

Dia menjelaskan, hasil tes usap itu sifatnya masih sementara, karena belum semuanya keluar, sehingga pihaknya belum bisa merinci sekolah-sekolah mana saya yang hasil tes usapnya sudah keluar dan belum.

Dalam kesempatan itu, Sidiq Handanu juga membantah, bahwa ada kluster baru Covid-19 atau kluster sekolah di Kota Pontianak. "Tidak benar ada kluster sekolah di Pontianak," ujarnya.

Sebelumnya, Wali Kota Pontianak Edi Rusdi Kamtono mengatakan, pihaknya saat ini melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Pontianak telah menerapkan pembelajaran tatap muka di beberapa sekolah tingkat Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah Pertama dan juga bisa diikuti oleh siswa dari rumah.

Dia menjelaskan, meskipun belum secara keseluruhan, proses pembelajaran tatap muka di kelas untuk tingkat SD dan SMP di Kota Pontianak masih berjalan dengan menerapkan protokol kesehatan secara ketat dan siswa yang hadir juga dibatasi jumlahnya.

Kegiatan pembelajaran di kelas juga disiarkan secara daring atau online melalui perangkat agar bisa diikuti siswa yang memilih belajar dari rumah. Dengan siswa mengikuti kegiatan pembelajaran, baik di sekolah maupun dari rumah, diharapkan dapat meningkatkan kedisiplinan siswa selama proses belajar mengajar berlangsung.

Terhadap siswa dan guru yang mengikuti pembelajaran tatap muka, diminta untuk dilakukan test rapid antigen dan tes usap, katanya.

"Penerapan protokol kesehatan di sekolah juga diberlakukan secara ketat hingga screening terhadap keluarga siswa dan guru. Apabila ada siswa atau guru yang dalam kondisi tidak sehat, maka tidak diperbolehkan untuk hadir di sekolah. Misalnya ada siswa atau guru yang dalam kondisi tidak enak badan, kita minta untuk tidak ke sekolah dulu, istirahat di rumah saja," ujarnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement