Selasa 30 Mar 2021 17:05 WIB

Pembangunan Bank Sampah Berbasis Masyarakat Dilanjutkan

Keberadaan bank sampah untuk mengurangi penumpukan sampah di TPA Suwung

Petugas mengangkut sampah di kawasan Sungai Tukad Empelan, Desa Darmasaba, Abiansemal, Badung, Bali, Sabtu (17/10/2020). Bank BRI melalui program Jaga Sungai Jaga Kehidupan memberikan satu unit mesin pencacah sampah organik dan tiga unit motor pengangkut sampah untuk membantu masyarakat setempat dalam penanganan sampah agar tidak mencemari sungai.
Foto: Antara/Fikri Yusuf
Petugas mengangkut sampah di kawasan Sungai Tukad Empelan, Desa Darmasaba, Abiansemal, Badung, Bali, Sabtu (17/10/2020). Bank BRI melalui program Jaga Sungai Jaga Kehidupan memberikan satu unit mesin pencacah sampah organik dan tiga unit motor pengangkut sampah untuk membantu masyarakat setempat dalam penanganan sampah agar tidak mencemari sungai.

REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Pemerintah Kota Denpasar, Provinsi Bali terus melanjutkan pembangunan bank sampah di setiap desa dan kelurahan berbasis masyarakat serta sekolah guna mengatasi sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Suwung.

"Pemkot Denpasar terus membangun bank sampah berbasis masyarakat di setiap desa dan kelurahan. Langkah ini terus digalakkan dalam upaya mengatasi melubernya sampah di TPA Suwung," kata Wakil Wali Kota Denpasar Kadek Agus Arya Wibawa.

Ia juga mengapresiasi keberadaan bank sampah di desa dan kelurahan di daerah itu. "Saya mengapresiasi keberadaan bank sampah di desa dan kelurahan tersebut. Karena ini langkah upaya mengurangi penumpukan sampah di TPA Suwung," katanya.

Selain membantu pemerintah dalam menangani masalah sampah yang semakin meningkat, katanya, keberadaan bank sampah juga dapat membantu perekonomian masyarakat.

"Saya berharap masyarakat semakin sadar akan pentingnya pemilahan sampah, mulai dari rumah, untuk didaur ulang kembali, sehingga dapat menjadi barang atau benda yang lebih berharga dan dapat meningkatkan ekonomi masyarakat," ujar dia.

Koordinator Program Bank Sampah DenpasarNi Wayan Riawati mengatakan dalam gerakan bank sampah ini mewujudkan program aksi nyata "Sampah itu tanggung jawabku, sampahmu tanggung jawabmu, sampahku investasiku".

Namun, pada 2021 tema nasional dari bank sampah yaitu "Sampah itu adalah sumber daya ekonomi" karena konsep pengajaran sampah adalah pola pembiasaan 3R, yakni Reuse, Reduce, and Recycle.

Ia mengajak masyarakat perilaku mengurangi penimbunan sampah. "Dan untuk sampah yang bisa didaur ulang akan didaur ulang kembali," katanya.

Riawati mengatakan program ini sudah ada sejak 2010. Dalam gerakan bank sampah ini, menghargai nilai sampah yang tersisa itu dengan mencatat di buku tabungan bank sampah.

Setiap enam bulan sekali dilaksanakan gebyar penarikan bank sampah. Gerakan pemberdayaan bank sampah berbasis masyarakat dan sekolah berkembang pada 2017. Bank sampah yang juga berbasis sekolah dikembangkan melalui program Sidarling.

Hingga saat ini ada 120 bank sampah di Kota Denpasar.Dia mengatakan dalam situasi pandemi Covid-19 dan khususnya di zona merah, pihaknya belum bisa melakukannya secara optimal.

"Kami berharap program bank sampah ini dapat digerakkan semakin masif, karena semua pengurusnya tahu kondisi masyarakatnya saat ini dalam penerapan protokol. Jadi kami bisa menyesuaikan saat penyetoran ke bank sampah agar tidak menyebabkan kerumunan masyarakat sehingga penerapan prokes tetap optimal," kata Riawati.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement