Selasa 30 Mar 2021 16:21 WIB

Kekang Migrasi, Meksiko Minta AS Bantu Program Kesejahteraan

Tindakan sosial dan ekonomi utama diperlukan untuk memastikan warga tidak bermigrasi

Red: Nur Aini
Para migran bergegas saat mereka mendekati area pemasukan Bea Cukai dan Perlindungan Perbatasan AS di bawah Jembatan Internasional Anzalduas setelah melintasi perbatasan AS-Meksiko, Selasa (23/3), di Mission, Texas. Lonjakan migran di perbatasan Barat Daya membuat pemerintahan Biden bersikap defensif.
Foto: AP/Julio Cortez
Para migran bergegas saat mereka mendekati area pemasukan Bea Cukai dan Perlindungan Perbatasan AS di bawah Jembatan Internasional Anzalduas setelah melintasi perbatasan AS-Meksiko, Selasa (23/3), di Mission, Texas. Lonjakan migran di perbatasan Barat Daya membuat pemerintahan Biden bersikap defensif.

REPUBLIKA.CO.ID, MEXICO CITY -- Pemerintah Meksiko pada Senin (29/3) mengatakan bahwa pihaknya telah meminta Washington untuk mendukung program kesejahteraan untuk membantu menahan imigrasi.

Pemerintah Meksiko juga mendorong kesepakatan antara pejabat AS dan Amerika Tengah untuk mengatasi tantangan adanya anak-anak migran tanpa pendamping. Menteri Luar Negeri Meksiko Marcelo Ebrard mengatakan tindakan sosial dan ekonomi utama diperlukan untuk memastikan para warga Amerika Tengah tidak merasa terpaksa meninggalkan rumah karena kemiskinan atau pelanggaran hukum.

Baca Juga

Meksiko baru-baru ini mempresentasikan kepada sejumlah pejabat AS hasil dari "Sembrando Vida", yakni program penghutanan untuk menyediakan pekerjaan dan mendukung pertanian. Selain itu, ada pula program "Jovenes Construyendo el Futuro", yakni skema lapangan pekerjaan untuk usia 18 hingga 29 tahun.

"Kami berharap segera menetapkan rencana kerja bersama dan juga melibatkan Perserikatan Bangsa-Bangsa," kata Ebrard dalam konferensi pers, saat berbicara bersama Presiden Andres Manuel Lopez Obrador.

Jika Meksiko menginvestasikan 100 juta dolar AS (sekitar Rp1,45 triliun) dalam program tersebut, Amerika Serikat mungkin dapat menyediakan dua miliar dolar AS (sekitar Rp28,96 triliun) setahun, kata Ebrard, yang mengacu pada perbedaan ukuran antara ekonomi kedua negara.

Presiden AS Joe Biden sedang berjuang untuk menahan lonjakan migran tidak berdokumen yang mencapai perbatasan AS-Meksiko, yang menurut kepala Keamanan Dalam Negeri Alejandro Mayorkas berada di jalur untuk mencapai tingkat tertinggi dalam 20 tahun. Banyak anak di bawah umur tanpa pendamping termasuk di antara para migran yang ingin masuk ke Amerika Serikat.

"Dalam kasus Amerika Tengah, yang kami usulkan adalah ada kesepakatan antara Amerika Serikat dan negara-negara tersebut terutama untuk menangani anak di bawah umur," kata Ebrard.

Meksiko sedang melakukan serangkaian tindakan untuk melindungi anak-anak di bawah umur dan memastikan tidak ada kasus perdagangan manusia atau perlakuan kejam terhadap mereka.

Sementara itu, Presiden Lopez Obrador mengatakan Amerika Serikat belum cukup berinvestasi untuk mengatasi akar penyebab migrasi.

"Ini bukan masalah yang bisa diselesaikan dengan tindakan paksaan, penutupan perbatasan, atau militerisasi," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement