Selasa 30 Mar 2021 07:53 WIB

Desa Amer di Terusan Suez Jadi Pusat Perhatian Dunia

Desa pertanian yang sepi menghadap ke Terusan Suez ini tiba-tiba jadi pusat perhatian

Rep: Dwina Agustin/ Red: Esthi Maharani
Sebuah kapal kontainer mulai bergerak di Terusan Suez, Mesir, 29 Maret 2021. Otoritas Terusan Suez pada 29 Maret mengatakan bahwa lalu lintas akan dilanjutkan setelah kapal kontainer besar
Foto: EPA-EFE/KHALED ELFIQI
Sebuah kapal kontainer mulai bergerak di Terusan Suez, Mesir, 29 Maret 2021. Otoritas Terusan Suez pada 29 Maret mengatakan bahwa lalu lintas akan dilanjutkan setelah kapal kontainer besar

IHRAM.CO.ID, AMER -- Pagi itu berangin ketika salah satu kapal kontainer terbesar di dunia Ever Given terjepit ke samping di bentangan kanal satu jalur Terusan Suez pada 23 Maret lalu. Penduduk desa Amer, Fatima, sedang memberi makan unggas di atap rumahnya yang bertingkat tiga ketika melihat kapal besar itu tak bergerak di kanal.

Ketika peristiwa itu terjadi, Fatimah tidak menganggap itu luar biasa. "Kadang-kadang, satu kapal berhenti karena suatu alasan atau lainnya," katanya mengingat peristiwa pertama kali melihat kapal besar itu terhenti.

Tapi kali ini menjadi berbeda dengan kondisi biasanya dan membuat desa pertanian yang sepi menghadap ke Terusan Suez ini tiba-tiba menjadi pusat perhatian, tidak hanya Mesir, tetapi dunia. Wilayah ini menjadi penting setelah kapal kontainer besar, Ever Given, terjebak di dekatnya.

Selama seminggu terakhir, upaya penyelamatan telah menjadi topik utama percakapan di Amer, rumah bagi beberapa ribu orang yang menanam semanggi dan kubis dan memelihara kerbau, sapi, kambing, dan domba. Wilayah ini pun menyita banyak perhatian dan menunjukan sisi yang berbeda dengan keriuhan jalur perdagangan besar itu.

Terlihat sangat kontras antara kehidupan desa yang tenang dan arteri pengiriman global yang sibuk yang mencolok. Para petani di Amer mencari nafkah dengan merawat ladang kecil dan ternak, sementara di sisi lainnya satu saluran air terpenting di dunia menjadi jalur kapal yang membawa kargo bernilai jutaan dolar.

Hampir seminggu setelah kecelakaan itu, kapal derek dan kapal keruk, memanfaatkan air pasang, terlihat di sekitar desa. Bantuan ini mencoba mengapung Ever Given hingga Senin (29/3) dan masih belum jelas berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk membebaskannya.

"Kami belum pernah melihat yang seperti itu sebelumnya,” kata kata warga berusia 71 tahun bernama Abdel-Wahab yang bekerja sebagai pelayan di Suez tentang nasib Ever Given.

Selain keramaian bantuan untuk segera meloloskan membuat kapal pengangkut sekitar 20.000 kontainer, para jurnalis telah mengunjungi desa tersebut, sebagian untuk mendapatkan pemandangan kapal yang lebih baik. "Yang pasti, Anda datang untuk kapal,"bisik seorang petani kepada seorang reporter. Gerobak keledainya sedang mangkal di tengah jalan sempit hanya beberapa puluh meter dari kapal.

"Itu ada di sana, berdiri seperti gunung," kata seorang pria lain ketika ditanya bagaimana caranya untuk lebih dekat ke kapal.

Warga desa Amer, Mohammed Said, yang bekerja di Suez sebagai pengumpul sampah, mengatakan bahwa kandasnya Ever Given unik dalam sejarah kanal. Dia berharap kapalnya dapat dibongkar dengan cepat. “Ini adalah tragedi yang berdampak tidak hanya pada Mesir, tetapi seluruh dunia,” katanya.

Kanal itu juga menjadi sumber kebanggaan bagi penduduk di daerah itu, termasuk kota Suez di dekatnya. Mereka menyebutnya "kanal kami" dan penduduk sepuh masih ingat keputusan Presiden Gamal Abdel Nasser pada 1956 untuk menasionalisasi kanal meskipun ada tekanan kuat dari kekuatan Barat.

"Saya berumur lima atau enam tahun, perayaan ada di mana-mana. Itu seperti Anda membebaskan putra Anda yang diambil di luar keinginan Anda,"  kata  Abdel-Wahab.

Desa tersebut, bersama dengan daerah lain di sepanjang tepi barat kanal, ditinggalkan selama perang Timur Tengah 1967 dan penduduknya hanya diizinkan untuk kembali pada tahun 1970-an. Mereka sekarang mencari otoritas kanal saat berjuang untuk mengusir kapal.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement