Ahad 28 Mar 2021 17:21 WIB

16 Siswa SMA di Bandung Positif Terpapar Covid-19

Siswa SMAT Krida Nusantara terpapar Covid-19 saat dilakukan pembinaan siswa kelas 1

Rep: M Fauzi Ridwan/ Red: Hiru Muhammad
Petugas memeriksa vaksin Covid-19 AstraZeneca di Gedung Instalasi Farmasi Dinkes Kota Bandung, Jalan Supratman, Kota Bandung, Jumat (26/3). Dinas Kesehatan Kota Bandung menerima 750 vial vaksin Covid-19 AstraZeneca untuk pelaksanaan vaksinasi Covid-19 yang diperuntukkan bagi anggota TNI dan Polri di Kota Bandung. Foto: Republika/Abdan Syakura
Foto: REPUBLIKA/ABDAN SYAKURA
Petugas memeriksa vaksin Covid-19 AstraZeneca di Gedung Instalasi Farmasi Dinkes Kota Bandung, Jalan Supratman, Kota Bandung, Jumat (26/3). Dinas Kesehatan Kota Bandung menerima 750 vial vaksin Covid-19 AstraZeneca untuk pelaksanaan vaksinasi Covid-19 yang diperuntukkan bagi anggota TNI dan Polri di Kota Bandung. Foto: Republika/Abdan Syakura

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG--Sebanyak 16 orang siswa Sekolah Menengah Atas Terpadu (SMA) Krida Nusantara di Bandung terkonfirmasi positif Covid-19 saat menjalani kegiatan pembinaan sekolah pada pertengahan Maret tahun 2021. 14 orang saat ini sedang menjalani isolasi mandiri di Rumah Sakit Pindad, Kota Bandung dan dua lainnya dirawat di rumah sakit di Jakarta dan RS Borromeus.

Camat Cibiru, Didin Dikayuana membenarkan tentang informasi tersebut. Ia pun menjelaskan terkait kronologis penyebab belasan siswa SMAT Krida Nusantara terpapar Covid-19 saat dilakukan pembinaan untuk siswa kelas satu.

"Mulai kegiatan 15 Maret kemudian sudah seminggu lebih tiba-tiba ada anak-anak batuk kemudian antigen dan positif," ujarnya saat dihubungi, Ahad (28/3).

Ia menuturkan, hasil tersebut membuat kaget para siswa dan guru di sekolah tersebut. Sebab, sebelum pelaksanaan pembinaan dilaksanakan pihak sekolah mensyaratkan agar anak harus memiliki catatan negatif uji usap PCR.

Pasca itu, rekan satu kamar dari siswa yang dinyatakan positif dilakukan swab dan hasilnya empat orang dinyatakan positif Covid-19. Sehingga satu kamar yang diisi oleh enam orang tersebut terdapat 5 orang yang positif."Akhirnya seluruhnya 316 (siswa) plus para guru dan pembina 70 orang total 386 di antigen ternyata ada 16 positif," ujarnya.

Didin mengatakan, ke 14 orang siswa yang positif Covid-19 dirawat di Rumah Sakit Pindad dan dua orang lainnya di rumah sakit di Jakarta dan Rumah Sakit Borromeus di Bandung.

"Semua OTG, mereka anak-anak dibilang sakit disuruh push up yang 16 orang tidak kenapa-napa," katanya. Ia mengatakan, kegiatan pembinaan pun sudah dihentikan dan saat ini 300 siswa akan dilakukan tes uji usap PCR dan akan dipulangkan ke rumah masing-masing.

"Masih dirawat di rumah sakit yang sisanya (300) dipulangkan  316," katanya. Didin mengatakan, pihak sekolah relatif kooperatif dalam memberikan informasi terkait adanya kasus positif Covid-19 di sekolah kepada satgas.

"Kita mantau terus, Krida termasuk kooperatif melaporkan saat kegiatan termasuk ketika ada yang positif kami memantau dan dikonsultasikan ke gugus tugas kota katanya hentikan ternyata mereka (sekolah) sudah menghentikan," katanya.

Didin mengatakan, pihaknya memberikan rekomendasi penyelenggaraan kegiatan pembinaan sebab protokol kesehatan yang dijalankan sudah maksimal dilakukan dan bukan kegiatan belajar mengajar. Termasuk luas area kegiatan yang mencapai 20 lebih hektar.

"Saya pantau dan melihat memenuhi prokes dan pengantar tidak boleh turun dari kendaraan," katanya. Protokol kesehatan yang juga dilakukan yaitu kamar yang biasa digunakan untuk 20 orang dalam kondisi normal kini hanya diisi 6 orang.

Selain itu, 316 siswa yang mengikuti pembinaan dibagi menjadi 11 kelas, asrama terpisah termasuk tempat makan yang terpisah."Disana ada dokter yang memantau, poliklinik dan ada ambulan yang Covid-19. Saya tanya kenapa bisa begini, ada beberapa kemungkinan," ujarnya.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement