Ahad 28 Mar 2021 08:54 WIB

Koloni Tawon Ganas Asia Ditemukan di AS dan Kanada

Tawon memakan getah pohon dan madu, menghancurkan koloni lebah.

Tawon endhas atau Vespa affinis.
Foto: Wikipedia
Tawon endhas atau Vespa affinis.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Koloni tawon ganas Asia ditemukan di Amerika Serikat (AS) dan Kanada. Tawon ganas ini dilaporkan dapat dengan cepat membasmi seluruh koloni lebah madu. Namun, para ahli di Jepang mengatakan tawon pembunuh ini penting bagi ekosistem.

Otoritas lokal di wilayah Pacific Northwest di AS dan di Provinsi British Columbia, Kanada, melancarkan kampanye besar-besaran untuk membasmi koloni ‘tawon pembunuh’ yang tampaknya telah tiba di wilayah itu.

Baca Juga

Sejak 2019, para ahli di British Columbia melaporkan setidaknya ada tujuh sarang atau penampakan serangga agresif yang berasal dari Jepang, Semenanjung Korea, dan bagian lain di Asia. Satwa ini dituding bertanggung jawab atas serangan terhadap sejumlah sarang lebah madu dan memusnahkan seluruh koloni lebah.

Lebih banyak kasus dapat dijumpai di perbatasan negara bagian Washington, termasuk insiden di mana para ahli telah diserang dan melaporkan disengat dengan sengatan yang jauh lebih menyakitkan daripada dari serangga lainnya.

Tawon jenis Vespa mandarinia ini diketahui sebagai yang terbesar di dunia. Tawon dewasa dapat tumbuh hingga lebih dari 4,5 sentimeter dan memiliki penyengat sepanjang 6 milimeter.

Dengan habitat di hutan dan daerah pegunungan, serangga ini membuat sarang dengan memperbesar liang yang telah ada sebelumnya atau menempati pohon yang membusuk. Makanan tawon pembunuh ini utamanya adalah serangga lain dan juga ulat. Satwa ini juga memakan juga getah pohon dan madu.

Peternak lebah komersial telah menyatakan keprihatinannya atas kesejahteraan sarang mereka jika tawon ganas "Vespa mandarinia" sampai betah berkoloni di Amerika Utara.

Koloni lebah madu hancur

"Serangan oleh beberapa puluh tawon Vespa mandarinia dapat menghancurkan seluruh koloni lebah madu Apis mellifera, yang berjumlah 25.000-30.000 lebah hanya dalam hitungan jam, ujar Conrad Bérubé, seorang peternak lebah yang juga ahli entomologi atau ahli disiplin ilmu mengenai serangga di Nanaimo, British Columbia, kepada DW.

"Karenanya, pembentukan (koloni) V. mandarinia di British Columbia akan menjadi ancaman bagi industri peternakan lebah," ujar Bérubé.

Dia sedikitnya pernah tujuh kali disengat oleh tawon jenis ini. Dia menggambarkan rasa sakitnya seperti "paku payung panas ditancapkan ke dalam daging saya."

Pakar entomologi itu mengatakan, Jepang telah menghabiskan dana nyaris senilai Rp 340 miliar setahun untuk membasmi sarang tawon pembunuh ini. Sementara angka di Korea Selatan mencapai sekitar Rp 200 miliar.

Para ahli di AS memperkirakan, jika lebah sudah mapan berkoloni di AS, biaya sedikitnya Rp 468 miliar bisa dengan cepat tersedot, untuk memusnahkan sarang tawon setiap tahunnya. Tiap tahunnya, 'tawon pembunuh' ini juga dituding menyebabkan kematian bagi sekitar 50 orang di Asia.

sumber : DW
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement