Ahad 28 Mar 2021 07:03 WIB

Kasus Covid-19 Melonjak, Yaman Butuh Bantuan Mendesak

Situasi perawatan kesehatan Yaman kian kritis akibat perang saudara

Rep: Meiliza Laveda/ Red: Dwi Murdaningsih
Pekerja kebersihan membersihkan sampah dari jalan di tengah penyebaran epidemi Covid-19 , di Sana, Yaman. ilustrasi.
Foto: EPA-EFE/YAHYA ARHAB
Pekerja kebersihan membersihkan sampah dari jalan di tengah penyebaran epidemi Covid-19 , di Sana, Yaman. ilustrasi.

IHRAM.CO.ID, SANAA – Organisasi kemanusiaan internasional independen memperingatkan, Yaman membutuhkan bantuan segera karena meningkatnya kasus Covid-19. Situasi perawatan kesehatan Yaman kian kritis akibat perang saudara yang terjadi sejak 2015.

Dokter Lintas Batas (MSF) mengatakan karena melonjaknya pasien Covid-19 yang kritis, Yaman membutuhkan banyak tempat rawat inap di Aden dan kota lain di seluruh negara. Mereka juga meminta bantuan internasional segera dikirim dan meningkatkan kegiatan pendanaan.

Baca Juga

“Kami mendesak semua organisasi kemanusiaan medis untuk segera meningkatkan tanggap darurat Covid-19 di Yaman,” kata Kepala Misi MSF di Yaman, Raphael Veicht.

Aspek tanggap darurat Covid-19 di Yaman kata Veicht sangat kurang. Selain peralatan medis, timnya pun membutuhkan vaksinasi sampai terapi oksigen.

Yaman telah dilanda konflik sejak 2014, ketika kelompok bersenjata Houthi mengambil kendali atas sebagian besar wilayah termasuk ibu kota Sana’a. Perang meningkat secara signifikan pada Maret 2015 ketika koalisi negara-negara kawasan yang dipimpin oleh Arab Saudi dan Uni Emirat Arab (UEA) turun tangan dalam upaya untuk memulihkan pemerintah yang diakui secara internasional.

Dilansir Aljazirah, Ahad (28/3), menurut organisasi non-pemerintah, Armed Conflict Location and Event Data Project, setidaknya 130 ribu orang telah tewas dalam pertempuran dan 13 ribu warga sipil tewas dalam serangan yang ditargetkan. Konflik telah mendorong Yaman ke ambang kelaparan. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menggambarkan situasi tersebut sebagai krisis kemanusiaan terburuk di dunia.

Anggaran kemanusiaan yang menyusut sejak tahun lalu memaksa penutupan banyak program termasuk layanan kesehatan dan distribusi makanan. Hal ini menambah kesulitan yang dua pertiga penduduknya bergantung pada bantuan untuk bertahan hidup.

Pada awal Maret, PBB telah mengajukan banding sebesar 3,85 miliar dolar tapi hanya 1,7 miliar dolar Amerika yang ditawarkan.

“Banyak pasien yang kami temui dalam kondisi kritis. Kebanyakan pasien membutuhkan oksigen tingka tinggi dan perawatan medis. Beberapa pasien juga memerlukan ventilasi mekanis di ICU,” kata Koordinator Medis MSF di Yaman, Line Lootens.

Para ahli memperkirakan angka kasus Covid-19 yang sebenarnya di Yaman jauh lebih tinggi dari data yang dilaporkan. Berdasarkan data yang dikumpulkan Universitas John Hopkins, sejauh ini Yaman melaporkan sekitar 3.900 kasus dan lebih dari 830 kematian.

Pada Rabu (24/3), Komite Darurat Nasional Tertinggi untuk Coronavirus meminta pemerintah untuk mengumumkan keadaan darurat kesehatan publik di semua provinsi. Pemerintah juga diminta untuk mempersiapkan pusat kesehatan dan rumah sakit dan menyediakan staf medis dengan peralatan pelindung pribadi. Sementara itu, Yaman belum memberikan vaksin dosis tunggal.

“Beberapa negara telah berhasil memvaksinasi setengah dari populasi mereka, Yaman berada di urutan paling belakang untuk mendapatkan vaksin,” kata Veicht.

Yaman adalah salah satu negara yang mengharapkan untuk menerima dosis dari COVAX, sebuah platform internasional yang bertujuan untuk memberikan dua miliar suntikan ke negara-negara termiskin di dunia tahun ini.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement