Sabtu 27 Mar 2021 23:56 WIB

Museum Multatuli Targetkan 30 Ribu Wisatawan

Kepala Museum Multatuli yakin target 30 ribu tercapai jika April kembali dibuka.

Pengunjung berswafoto dengan patung Multatuli atau Eduard Douwes Dekker di Museum Multatuli, Lebak, Banten, Ahad (20/12/2020). Museum tersebut bertujuan mengenalkan tokoh perjuangan Eduard Douwes Dekker atau dikenal sebagai pena Multatuli dalam mengkritik kekejaman pemerintahan kolonial Belanda melalui novel karyanya berjudul Max Havelaar.
Foto: MUHAMMAD BAGUS KHOIRUNAS/ANTARA
Pengunjung berswafoto dengan patung Multatuli atau Eduard Douwes Dekker di Museum Multatuli, Lebak, Banten, Ahad (20/12/2020). Museum tersebut bertujuan mengenalkan tokoh perjuangan Eduard Douwes Dekker atau dikenal sebagai pena Multatuli dalam mengkritik kekejaman pemerintahan kolonial Belanda melalui novel karyanya berjudul Max Havelaar.

REPUBLIKA.CO.ID, LEBAK -- Museum Multatuli Rangkasbitung, Kabupaten Lebak, Banten tahun ini menargetkan angka kunjungan wisatawan hingga 30.000 orang. Jumlah itu termasuk wisatawan domestik maupun mancanegara.

"Kita sejak Januari sampai sekarang sudah kedatangan sekitar 500 wisatawan, dimana masih dalam masa pembatasan sosial berskala besar (PSBB)," kata Kepala Museum Multatuli Rangkasbitung Kabupaten Lebak Ubaidillah Muktar di Lebak, Sabtu (27/3).

Museum Multatuli Rangkasbitung hingga kini masih menutup arus kunjungan wisatawan umum guna pencegahan penyebaran Covid-19. Saat ini, pihaknya hanya menerima wisatawan dari lembaga peneliti dan mahasiswa dari berbagai Universitas di Tanah Air.

Bahkan, belum lama ini mahasiswa Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta dan Untirta Serang melakukan penelitian untuk membuat skripsi. Kebanyakan wisatawan itu ingin mengetahui virtual museum dan penelitian interior museum.

"Semua wisatawan dari lembaga penelitian dan mahasiswa tetap diperketat dalam menerapkan protokol kesehatan dengan menggunakan masker, menjaga jarak dan mencuci tangan," katanya menjelaskan.

Pihaknya berkeyakinan target 30.000 wisatawan itu tercapai dan jika April 2021 kembali dibuka dan siswa bisa belajar tatap muka. Jika protokol kesehatan dibuka dapat dipastikan akan menerima pelajar, namun jumlahnya dibatasi guna mencegah penyebaran Covid-19.

Selain itu, Museum Multatuli Rangkasbitung mengoptimalkan akses pelayanan sekitar 80 persen secara online dan 20 persen offline. Museum Multatuli Rangkasbitung pada September mendatang menggelar festival yang menampilkan kesenian dan kebudayaan lokal.

"Saya optimistis dengan kegiatan dapat dipastikan pada Desember 2021, target 30.000 wisatawan bisa terealisasi," katanya.

Sementara itu, Yogi, seorang mahasiswa mengaku dirinya tertarik untuk membuat skripsi Museum Multatuli dan keinginantahuan sejarah kelam masyarakat Lebak yang diperlakukan tidak berperikemanusiaan oleh kolonial Hindia Belanda. "Kami berharap pembuatan skripsi berjalan lancar," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement