Sabtu 27 Mar 2021 12:37 WIB

Sambangi BPH Migas, HIPMI Jajaki Peluang Hilir Migas

BPH Migas sengaja gandeng HIPMI untuk dorong pengusaha investasi di hilir migas

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) terus berupaya mencari terobosan agar sektor hilir migas tidak hanya dapat memberikan manfaat pada peningkatan kesejahteraan masyarakat. Salah satu upaya yang dilakukan BPH Migas adalah dengan menggandeng Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) agar para pengusaha lebih tertarik lagi untuk melakukan investasi di bidang hilir migas.
Foto: istimewa
Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) terus berupaya mencari terobosan agar sektor hilir migas tidak hanya dapat memberikan manfaat pada peningkatan kesejahteraan masyarakat. Salah satu upaya yang dilakukan BPH Migas adalah dengan menggandeng Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) agar para pengusaha lebih tertarik lagi untuk melakukan investasi di bidang hilir migas.

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) terus berupaya mencari terobosan agar sektor hilir migas tidak hanya dapat memberikan manfaat pada peningkatan kesejahteraan masyarakat, tetapi juga dapat menggerakkan dunia usaha sehingga dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi.

Salah satu upaya yang dilakukan BPH Migas adalah dengan menggandeng Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) agar para pengusaha lebih tertarik lagi untuk melakukan investasi di bidang hilir migas. Hal ini merupakan langkah yang tepat mengingat HIPMI adalah organisasi yang menaungi para pengusaha muda Indonesia yang bergerak di bidang perekonomian.

Wakil Ketua Umum Badan Pengurus Pusat (BPP) HIPMI Anggawira mengatakan, keberadaan HIPMI tidak hanya sampai provinsi, namun sampai dengan kabupaten/kota sehingga memungkinkan untuk membantu atau bekerjasama dengan BPH Migas sampai dengan tingkat daerah. HIPMI bukan hanya di pusat, tetapi juga daerah banyak pengusaha mencari peluang bisnis.

"Jumlah vendor di industri hilir migas belum cukup memadai hanya terdapat 8.000 dari ratusan ribu kebutuhan/opportunity yang tersedia, sedangkan untuk vendor yang bermain di infrastruktur hulu sangat banyak," ujar Anggawira, Sabtu (27/3).

Menurutnya, Indonesia saat ini tergantung LPG dan BBM impor, harus ada solusi untuk energi masa depan. Potensi gas bumi yang relatif banyak, oleh karena itu penting distribusi mulai sumber sampai titik pengguna, baik untuk industri maupun untuk jaringan gas (jargas) rumah tangga, apartemen dan sebagainya yang ujungnya untuk membantu peningkatan energi.

"Pembangunan infrastruktur storage tank saat ini tidak dapat memenuhi kebutuhan yang dibutuhkan, hanya bisa mensupplai 7 juta. Oleh karena itu, ada peluang untuk bisa memaksimalkan pengusaha agar bisa terjun ke usaha hilir migas," ucapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement