Sabtu 27 Mar 2021 11:39 WIB

China dan Iran akan Teken Perjanjian Kerja Sama 25 Tahun

Kerja sama ini kemungkinan mencakup investasi di sektor energi dan infrastruktur.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Nidia Zuraya
Bendera Cina dan Iran
Bendera Cina dan Iran

REPUBLIKA.CO.ID, DUBAI -- Menteri Luar Negeri China Wang Yi akan menandatangani perjanjian kerja sama strategis bilateral untuk 25 tahun di berbagai bidang dengan Iran. Wang telah tiba di Iran pada Jumat (26/3).

Rincian dari kesepakatan tersebut belum diumumkan. Namun kerja sama strategis itu kemungkinan mencakup investasi China di sektor energi dan infrastruktur Iran.

Baca Juga

"Penandatanganan program kerjasama komprehensif Republik Islam Iran dan Republik Rakyat China oleh menteri luar negeri kedua negara adalah program lain dari perjalanan dua hari ini," kata kantor berita IRNA.

Pada 2016, China sepakat untuk meningkatkan perdagangan bilateral lebih dari 10 kali lipat dengan Iran menjadi 600 miliar dolar AS dalam dekade berikutnya. China adalah mitra dagang terbesar dan sekutu Iran.

"Dokumen ini adalah peta jalan lengkap dengan klausul politik dan ekonomi strategis yang mencakup perdagangan, ekonomi dan kerjasama transportasi dengan fokus khusus pada sektor swasta dari kedua belah pihak," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Saeed Khatibzadeh kepada televisi pemerintah.

Pada Kamis (25/3), Kementerian Perdagangan China mengatakan, Beijing akan melakukan upaya untuk melindungi kesepakatan nuklir Iran dan mempertahankan kepentingan sah hubungan Sino-Iran.

Sebelumnya, Reuters melaporkan bahwa Iran 'secara tidak langsung' telah memindahkan sejumlah volume minyak ke China dalam beberapa bulan terakhir, yang ditandai sebagai pasokan minyak dari negara lain. Data bea cukai China menunjukkan bahwa tidak ada minyak Iran yang diimpor dalam dua bulan pertama tahun ini.

Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden berupaya untuk menghidupkan kembali pembicaraan dengan Iran terkait kesepakatan nuklir (JCPOA) yang ditinggalkan oleh AS di bawah pemerintahan mantan Presiden Donald Trump pada 2018. Namun Teheran enggan melakukan negosiasi sebelum AS mencabut sanksi yang telah melumpuhkan perekonomian Iran.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement