Sabtu 27 Mar 2021 10:47 WIB

Pemimpin Junta Myanmar Kembali Janjikan Gelar Pemilu

Junta militer melakukan kudeta terhadap pemimpin Myanmar Aung San Suu Kyi.

Panglima Tertinggi militer Myanmar Jenderal Min Aung Hlaing
Foto: AP/Aung Shine Oo
Panglima Tertinggi militer Myanmar Jenderal Min Aung Hlaing

REPUBLIKA.CO.ID, YANGON -- Pemimpin junta Myanmar Min Aung Hlaing menegaskan kembali janjinya pada Sabtu (27/3) untuk mengadakan pemilihan umum setelah kudeta bulan lalu. Ia juga mengatakan bahwa tindakan kekerasan tidak pantas, pada saat tentara secara paksa menekan protes terhadap pengambilalihan kekuasaan itu.

Berbicara pada parade tahunan Hari Angkatan Bersenjata, dia menyambut kehadiran pasukan Rusia dan mengatakan Rusia adalah teman sejati. Dia mengatakan tentara harus merebut kekuasaan pada 1 Februari karena tindakan melanggar hukum oleh Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) yang digulingkan dari pemimpin yang sekarang ditahan Aung San Suu Kyi.

Baca Juga

Dia menambahkan bahwa beberapa pemimpin partai telah dinyatakan bersalah melakukan korupsi dan tindakan hukum diambil untuk melawan mereka. 

Kudeta militer di Myanmar itu mendapat protes dari para pemimpin dunia, Seken PBB Antonio Guterres dan Paus Fransiskus. Presiden AS Joe Biden mengatakan dalam demokrasi, tentara tidak dapat membatalkan pemilu yang sudah disahkan oleh lembaga pemilihan umum.

sumber : Antara/Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement