Jumat 26 Mar 2021 22:11 WIB

BI Prediksi Jabar Jadi Basis Petani Milenial Berteknologi

Sektor pertanian diharapkan dapat memperkuat daya beli masyarakat.

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil berbincang santai dengan petani muda saat kick-off program Petani Milenial tahan satu di Desa Suntenjaya, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Jumat (26/3). Untuk tahap satu, sebanyak 5.000 petani milenial dari 8.600 orang yang mendaftar akan menggarap pertanian di lahan yang telah disediakan Pemprov Jabar dengan hasil panen dipastikan akan dibeli oleh offtaker Agrojabar (Perseroda).
Foto: Humas Pemprov Jawa Barat
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil berbincang santai dengan petani muda saat kick-off program Petani Milenial tahan satu di Desa Suntenjaya, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Jumat (26/3). Untuk tahap satu, sebanyak 5.000 petani milenial dari 8.600 orang yang mendaftar akan menggarap pertanian di lahan yang telah disediakan Pemprov Jabar dengan hasil panen dipastikan akan dibeli oleh offtaker Agrojabar (Perseroda).

REPUBLIKA.CO.ID,BANDUNG -- Bank Indonesia Kantor Perwakilan Jawa Barat (BI Jabar) memprediksi Provinsi Jabar akan menjadi daerah kuat berbasis pertanian berkat Program Petani Milenial yang berbasis teknologi dan hal tersebut sesuai dengan tuntutan zaman di masa depan.

"Kami mendukung Pak Gubernur Jabar (RidwanKamil) atas gagasan program ini," kata Kepala Perwakilan Bank Indonesia Jawa Barat Herawanto, di sela-sela acara Kick Off Petani Milenial di Kampung Pasir Angling Desa Suntenjaya, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Jumat (26/3).

Herawanto, menyampaikan, Bank Indonesia di wilayah Jawa Barat, termasuk Bank Indonesia Cirebon dan Tasikmalaya, mendukung berbagai upaya Pemerintah Provinsi Jawa Barat agar program Petani Milenial Jawa Barat dapat berhasil.

Dukungan ini, mempertimbangkan sisi strategis program Petani Milenial selaras dengan tugas pengendalian inflasi, program pengembangan ekonomi dan UMKM, termasuk pengembangan ekonomi pesantren dan perluasan digitalisasi ekosistem ekonomi yang telah dan akan dilakukan Bank Indonesia, baik di masa pandemi maupun di masa pasca pandemi.

Beberapa model bisnis digital farming yang dikembangkan oleh pondok pesantren mitra Bank Indonesia, sebagai contoh sebagaimana dilakukan oleh Pondok Pesantren Al Mizan dan Pondok Pesantren Al Kautsar dapat disinergikan dengan program Petani Milenial.

Herawanto menyampaikan program Petani Milenial ini juga menjadi bagian dari upaya memperluas dan mendorong peningkatan aktivitas sektor pertanian, sebagai salah satu sektor utama di Jawa Barat. Sektor pertanian diharapkan dapat memperkuat daya beli masyarakat melalui pendapatan yang diperoleh para petani milenial.

Kesuksesan program Petani Milenial yang didukung oleh penerapan teknologi secara end to end, juga selaras dengan percepatan digitalisasi ekonomi, khususnya di sektor pertanian. Keberhasilan program Petani Milenial ini memerlukan dukungan berbagai pihak, tidak hanya pemerintah provinsi, tetapi juga seluruh pemerintah kabupaten/kota, otoritas penting seperti Bank Indonesia, OJK, perbankan, perguruan tinggi, asosiasi, kelembagaan ekonomi desa, serta pelaku model bisnis pertanian yang sudah berhasil.

Sebagai wujud nyata dukungan, dalam kesempatan kick-off, BI Jawa Barat dan Badan Musyawarah Perbankan Daerah (BMPD) Jawa Barat menyampaikan bantuan berupa hand tractor untuk turut menyukseskan program Petani Milenial.

Melalui sinergi dengan seluruh kantor BI di wilayah Jawa Barat, perbankan dan seluruh komponen pentahelix lainnya, program Petani Milenial dapat meningkatkan kontribusi sektor pertanian terhadap pemulihan ekonomi Jawa Barat yang terdampak pandemi, dan pengembangan ekonomi Jawa Barat yang lebih maju di masa setelah pandemi.

Peluang pengembangan sektor pertanian masih terbuka, termasuk dalam kerangka penguatan inklusi keuangan. Berdasarkan data Februari 2021, kredit perbankan yang disalurkan pada sektor pertanian di Jawa 8,60 Barat mencapai Rp11,6 triliun, meningkat persen (yoy) dibandingkan Desember 2019 yang mencapai Rp9,67 triliun.

Kondisi ini memperlihatkan potensi sektor pertanian yang terus menggeliat, bahkan di masa pandemi. "Kill the virus, but not the economy. Control the pandemic, but not to stop the economy," kata dia.

Pada kesempatan itu, Gubernur Jawa Barat M Ridwan Kamil, berdialog interaktif melalui video conference dengan pimpinan kedua pondok pesantren yang tidak hanya berfokus pada kegiatan pendidikan keagamaan namun juga mengupayakan kemandirian ekonomi melalui aktivitas pertanian produktif yang dilakukan oleh para santri mudanya.

"Saat ini, sektor pertanian belum menjadi magnet pekerjaan bagi generasi milenial di Jawa Barat," ujarnya.

Jumlah petani muda di Jawa Barat masih relatif kecil. Di sisi lain, sektor pertanian yang merupakan sektor unggulan penyumbang ekonomi terbesar ke-tiga di Jawa Barat membutuhkan kontribusi tenaga kerja muda yang memiliki intensitas pemanfaatan teknologi dan daya inovasi tinggi.

Melalui program Petani Milenial ini diharapkan akan menggerakkan kewirausahaan bidang agrikultur yang menjadikan wajah pertanian menjadi lebih segar dan atraktif dengan produktivitas tinggi untuk bisa berkelanjutan menuju swasembada pangan di Jawa Barat.

sumber : ANTARA
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement