Jumat 26 Mar 2021 20:45 WIB

Tahap Pertama, IBC akan Produksi 30 GwH Batery Cell

IBC merupakan holding industri baterai listrik nasional.

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Nidia Zuraya
Menteri BUMN Erick Thohir (keempat kiri) didampingi (dari kiri) Direktur SPPU Pertamina Iman Rachman, Dirut PLN Zulkifli Zaini, Staf Khusus III Menteri BUMN Arya Sinulingga, Wakil Menteri BUMN I Pahala Nugraha Mansury, Ketua Tim Kerja Percepatan Proyek EV Nasional Agus Tjahajana, Group CEO Mind ID Orias Petrus dan Dirut Antam Dana Amin saat mengikuti konferensi pers pendirian Indonesia Battery Corporation (IBC) di kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Jumat (26/3/2021). Indonesia Battery Corporation (IBC) didirikan sebagai holding untuk mengelola ekosistem industri baterai kendaraan bermotor listrik (Electric Vehicle Battery) yang terintegrasi dari hulu hingga hilir.
Foto: Dhemas Reviyanto/ANTARA
Menteri BUMN Erick Thohir (keempat kiri) didampingi (dari kiri) Direktur SPPU Pertamina Iman Rachman, Dirut PLN Zulkifli Zaini, Staf Khusus III Menteri BUMN Arya Sinulingga, Wakil Menteri BUMN I Pahala Nugraha Mansury, Ketua Tim Kerja Percepatan Proyek EV Nasional Agus Tjahajana, Group CEO Mind ID Orias Petrus dan Dirut Antam Dana Amin saat mengikuti konferensi pers pendirian Indonesia Battery Corporation (IBC) di kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Jumat (26/3/2021). Indonesia Battery Corporation (IBC) didirikan sebagai holding untuk mengelola ekosistem industri baterai kendaraan bermotor listrik (Electric Vehicle Battery) yang terintegrasi dari hulu hingga hilir.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesian Batery Company (IBC) resmi dibentuk pada Jumat (26/3) oleh Menteri BUMN Erick Thohir. Rencananya tahap pertama ini, IBC akan memproduksi 30 GwH batery cell.

Wakil Menteri BUMN I Pahala Manshury menjelaskan nantinya pada 2030 mendatang IBC bisa memproduksi batery cell dengan kapasitas 190 GwH. Hanya saja, sampai pada tahap ini butuh proses. Untuk tahap pertama rencananya pabrik IBC ini akan memproduksi 10-30 GwH Batery Cell.

"Tahap satu yang kita liat gimana produski 10-30 GwH. Untuk produski baterynya. Tapi perkembangan nanti kan juga jumlah mitra dan makin banyak yang bisa kita produksi di domestik yang bisa kita harapkan bisa ditingkatkan," ujar Pahala dalam konferensi pers virtual, Jumat (26/3).

Pahala menjelaskan dari total produksi yang diproduksi IBC nanti tersebut sebagian akan dipakai untuk dalam negeri. Kedua, celah dari produksi tersebut juga akan menjadi potensi ekspor.

"50 GwH dari produksi batery cell akan kita ekspor. Sisanya kita berharap bisa digunakan industri batery yang memproduksi EV. Potensi EV ini kan besar sekali kan," ujar Pahala.

Pahala juga menjelaskan nantinya dari sisi hulu ANTAM bekerja sama dengan CATL akan memproduksi nikel dan membangun pabrik pemurnian. Harapannya, dari 70 persen dari produksi ini akan diproduksi dalam negeri.

"Jadi kami juga tidak mau kalau misalnya SDA kita dikuras lalu bahan baku ini hanya diekspor saja. Kita tetap harus bisa memanfaatkan ini," ujar Pahala.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement