Jumat 26 Mar 2021 17:26 WIB

Erick: Indonesia Siap Jadi Pemimpin Motor Listrik Dunia

Potensi baterai listrik untuk motor sangat potensial dikembangkan di Indonesia.

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Nidia Zuraya
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir.
Foto: Tangkapan Layar
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan kemitraan Indonesia Battery Corporation (IBC) dengan dua pemain baterai listrik dunia, CATL dan LG Chem, akan memberikan keuntungan bagi Indonesia. Erick menyampaikan BUMN yang tergabung dalam IBC akan terlibat dalam seluruh proses pengembangan industri baterai listrik dari hulu hingga ke hilir sesuai dengan perjanjian dengan CATL dan LG Chem.

"Kita mengharapkan yamg namanya alih teknologi karena dalam perjanjian itu tidak hanya yang namanya baterai listrik untuk mobil tapi juga bicara listrik untuk motor," ujar Erick saat konferensi pers pendirian Indonesia Battery Corporation (IBC) di Jakarta, Jumat (26/3).

Baca Juga

Erick menilai potensi baterai listrik untuk motor sangat potensial bagi Indonesia yang dikenal sebagai salah satu pasar kendaraan roda terbesar di dunia. Selain baterai listrik untuk mobil dan motor, lanjut Erick, perjanjian kerja sama juga mengatur tentang pengembangan baterai stabilisator yang penting dalam energi baru terbarukan atau kebutuhan power listrik ke depan.

Indonesia, kata Erick, dalam posisi cenderung mengalah dalam baterai listrik untuk mobil mengingat (kualitas) kemampuan pemain global. Kendati begitu, Erick menyebut IBC tetap mengunci sektor hilirisasi agar Indonesia tak sekadar menjadi pasar.

"Ini win-win solutions, di (baterai) mobil kita mungkin dalam posisi mengalah, tapi di motor listrik dan stabilisator kita yang menjadi leading sector," ucap Erick.

Erick menilai Indonesia tidak perlu merasa malu harus bermitra lantaran mitra yang digandeng merupakan pemain listrik nomor satu dan dua di dunia. Oleh karenya, Erick sejak awal mendorong Pertamina dan PLN yang merupakan raksasa terbesar energi dalam negeri untuk bergaung dengan IBC dan bergabung dengan raksasa pertambangan MIND ID.

"Kita ingin jadi global player juga dengan alih teknologi dan penguasaan pasar ke depan sehingga tidak jadi market saja," ungkap Erick.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement