Jumat 26 Mar 2021 16:51 WIB

BI Solo Beri Pelatihan Pertanian Ramah Lingkungan

Salah satu pendampingan berupa pelatihan peningkatan kesuburan tanah.

Rep: Binti Sholikah/ Red: Yusuf Assidiq
Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia (BI) Solo memberikan pelatihan mengenai pertanian ramah lingkungan kepada klaster padi binaan di wilayah Solo Raya, Selasa-Kamis (23-25/3).
Foto: BI Solo
Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia (BI) Solo memberikan pelatihan mengenai pertanian ramah lingkungan kepada klaster padi binaan di wilayah Solo Raya, Selasa-Kamis (23-25/3).

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia (BI) Solo memberikan pelatihan mengenai pertanian ramah lingkungan kepada klaster padi binaan di wilayah Solo Raya, Jawa Tengah. Pelatihan dilaksanakan tiga hari pada Selasa-Kamis (23-25/3) di balai pertemuan Gapoktan Tani Mandiri Desa Dalangan, Kecamatan Tawangsari, Kabupaten Sukoharjo.

Kepala Perwakilan BI Solo, Nugroho Joko Prastowo, mengatakan Solo Raya merupakan sentra penghasil padi di Jateng dengan total luas lahan 380.498 hektare dan produksi mencapai 2.372.087 ton pada 2020 berdasarkan survei Badan Pusat Statistik (BPS). Rata-rata petani telah membudidayakan padi sepanjang tahun dengan frekuensi 2-3 kali per tahun.

Frekuensi tanam ini dipengaruhi oleh ketersediaan air dan cuaca yang mendukung. Kendala utama yang dihadapi saat ini berupa ketergantungan petani terhadap pupuk bersubsidi yang semakin mengecil kuotanya dan serangan hama akibat ketidakseimbangan ekosistem.

Harga gabah juga masih cukup fluktuatif dan masih ditentukan oleh para pemodal besar atau tengkulak. Hal itu menuntut petani untuk bisa lebih meningkatkan efisiensi biaya produksinya serta melakukan inovasi dalam pengolahan lahan.

Karenanya, BI Solo memfasilitasi pendampingan klaster padi di beberapa kabupaten di Solo Raya, yakni Sragen, Karanganyar, Sukoharjo, Wonogiri, dan Boyolali. Program pendampingan difokuskan pada peningkatan produktivitas, efisiensi biaya produksi, peningkatan kapasitas SDM dan penerapan teknologi baru, serta pengolahan pasca produksi dan perluasan akses pemasaran.

Salah satu pendampingan yang dilaksanakan berupa pelatihan peningkatan kesuburan tanah dengan optimalisasi fungsi mikroorganisme. "Pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas petani dalam mengenali lahan dan tanamannya sehingga bisa memberikan nutrisi yang tepat tanpa mengganggu keseimbangan ekosistem," terang Nugroho.

Peserta pelatihan sebanyak 25 petani padi champion dengan mengikuti protokol kesehatan yakni, 17 petani KUBe Kepodang Topo dan PPL Dinas Pertanian pendamping, dua petani anggota Perkumpulan Pertanian Organik Wonoagung (PPOW) Wonogiri, dua petani dari Asosiasi Petani Organik Boyolali (APOB), dua petani dari Poktan Gemah Ripah Loh Jinawi Sragen, dan dua petani dari Asosiasi Bank Benih dan Teknologi Tani Indonesia (AB2TI) Karanganyar.

Tujuh Gapoktan di Kecamatan Tawangsari yang bernaung di bawah KUBe Kepodang Topo bekerja sama mengimplementasikan sistem pertanian modern yang bermanfaat dalam meningkatkan produktivitas, efisiensi biaya, dan kualitas gabah.

Pelatihan ditindaklanjuti dengan pengembangan demplot uji coba budi daya padi dengan tiga kali Musim Tanam (MT) per tahun di Tawangsari dan memerhatikan kecukupan nutrisi tanah dengan indikator kualitas dan kuantitas mikroba tanah serta pemberian pupuk compost tea.

Kegiatan didukung dengan fasilitasi Program Sosial Bank Indonesia (PSBI) sarana prasarana pengairan dalam bentuk dua unit sumur dalam (submersible) yang telah beroperasi mulai Desember 2020. Pelatihan dan pendampingan demplot dilakukan melalui kerja sama dengan Komunitas Bunkaination Indonesia, yakni komunitas petani yang berkomitmen dalam menjaga kelestarian lingkungan.

Komunitas tersebut mengampanyekan petani mandiri dan tidak bergantung pada produk buatan pabrik. Mereka memberikan pelatihan kepada petani untuk membuat pupuk dan pestisida organik sendiri. Kegiatan dilaksanakan dengan mendasarkan pada kecukupan unsur hara tanah dengan mengukur jumlah dan kualitas mikroba tanah menggunakan mikroskop.

Metode tersebut mendorong petani untuk bertani secara organik yang bermanfaat dalam meningkatkan ketahanan tanaman dari hama dan penyakit sehingga mendukung produktivitas secara optimal. Selain itu, pertanian organik meningkatkan efisiensi biaya cukup besar menyebabkan Harga Pokok Penjualan (HPP) turun dan peningkatan kualitas produk.

Budi daya ini juga untuk menjaga keseimbangan ekosistem dan kelestarian lingkungan sehingga tercipta Sustainable Agriculture System. Dengan terciptanya budi daya pertanian berkelanjutan, diharapkan dapat membantu terjaganya ketahanan komoditas pangan strategis yang mendukung pengendalian inflasi.

"Oleh sebab itu, KPw BI Solo fokus dalam mendukung kegiatan pertanian ramah lingkungan melalui pendampingan dan mengampanyekan manfaat sistem ini kepada stakeholder," pungkasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement