Jumat 26 Mar 2021 15:27 WIB

Menag Ajak Teladani Dakwah Moderat Sunan Ampel

Gus Yaqut berharap UINSA terus bisa melakukan aksi-aksi nyata.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Fernan Rahadi
Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas mengikuti rapat kerja dengan Komisi VII DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (15/3/2021). Rapat kerja tersebut membahas persiapan penyelenggaraan ibadah haji 1442 H/2021 M dan vaksinasi jemaah haji.
Foto: Antara/Hafidz Mubarak A
Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas mengikuti rapat kerja dengan Komisi VII DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (15/3/2021). Rapat kerja tersebut membahas persiapan penyelenggaraan ibadah haji 1442 H/2021 M dan vaksinasi jemaah haji.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas mengatakan, Raden Mohammad Ali Rahmatullah atau yang dikenal dengan nama Sunan Ampel terbukti mampu menyebarkan ajaran Islam secara damai tanpa diliputi kekerasan dan pertumpahan darah. Model dakwah secara moderat dengan menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan inilah yang patut ditiru agar kemurnian spirit agama bisa terus terjaga dengan baik.

Ajakan tersebut disampaikan  saat memberi sambutan pada Peringatan 50 tahun Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA) di Surabaya, Jumat (26/3). Menag Yaqut percaya, dengan nama besar Sunan Ampel, UINSA mampu  membawa dan membumikan nilai-nilai Islam dalam konteks keindonesiaan.

“Untuk membumikan itu tentu tanpa harus ada pertempuran apalagi tumpah darah sebagaimana contoh yang diberikan para pejuang dakwah Islam Indonesia, yakni para Walisongo, termasuk di dalamnya Sunan Ampel,” ujar Gus Yaqut.

Berpijak dari segala kehebatan dan prestasi yang ditorehkan Sunan Ampel dalam berdakwah tersebut, Gus Yaqut berharap UINSA terus bisa melakukan aksi-aksi nyata. Terutama untuk menjaga DNA madzhab Islam yang wasathiyyah atau ajaran Agama Islam yang memberikan rahmat bagi seluruh alam.

Gus Yaqut juga menekankan optimalisasi Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) agar lebih mencerahkan dan edukatif. Apalagi di tengah-tengah kuatnya narasi ajaran agama yang masih banyak ditafsirkan sebagai alat politik ketimbang inspirasi.

Menurutnya, optimalisasi perlu digencarkan karena melihat fakta bahwa masih adanya kesenjangan yang luas antara struktur ortodoksi agama dan konteks realitas aktual sekarang. Oleh karena itu, kampus PTKIN ke depan diharapkan memiliki upaya kuat dan juga sistematis untuk mengarahkan energi umat Islam ke arah yang lebih esensial ajaran Islam.

“Sehingga agama akan lebih kontributif terhadap peradaban. Atau dalam bahasa lain, PTKIN berani melakukan rekontekstualisasi prinsip-prinsip utama ortodoksi Islam dengan kenyataan yang ada sekarang,” ujar Menag. 

Gus Yaqut menyatakan, upaya aktif yang dilakukan UINSA dengan mempertegas madzhab Islam Wasathiyyah, mendirikan Rumah Moderasi Beragama, dan Research Center and Publication, hakikatnya merupakan DNA di Kementerian Agama. DNA ini menurutnya harus terus diperkuat agar sektor pendidikan di Kementerian Agama menjadi role model bagi kementerian yang lain.

"Bagaimana menjaga dan mencintai NKRI yang tidak saja ada dalam wacana dan pikiran akan tetapi tindakan nyata dan jelas,” kata dia.

Rektor UINSA Sunan Ampel Masdar Hilmy mengatakan, semangat wasathiyyah Sunan Ampel berusaha diterjemahkan dan dijembatani dengan mengusung konsep serta  paradigma keilmuan integrated twin towers. Hal itu telah digagas sejak perubahan status kelembagaan dari IAIN menjadi UIN pada 2013.

“UINSA berupaya meng-insert-kan nilai-nilai, pemikiran, ajaran dan gerakan dakwah Kanjeng Sunan Ampel ke dalam seluruh relung sendi kehidupan akademik,” ujarnya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement