Jumat 26 Mar 2021 15:00 WIB

Houthi Kembali Lancarkan Serangan Ke Kilang Minyak Aramco

Arab Saudi sebelumnya menawarkan gencatan senjata dalam perang Yaman.

Rep: Lintar Satria/ Red: Teguh Firmansyah
Pasukan Houthi incar kilang minyak Arab Saudi.
Foto: AP/Reuters/berbagai sumber
Pasukan Houthi incar kilang minyak Arab Saudi.

REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH -- Kelompok pemberontak Houthi di Yaman mengatakan mereka kembali melancarkan serangan ke Arab Saudi. Houthi mengklaim serangan tersebut mengincar fasilitas minyak perusahaan milik pemerintah Arab Saudi, Aramco dan target-target militer.

Pada Jumat (26/3)  Houthi mengatakan mereka melancarkan serangan ke pangkalan militer Raja Abdelaziz di Dammam dan pangkalan militer di Najran dan Asir. Kelompok tersebut juga mengatakan mereka menyerang fasilitas Aramco di kota Ras al-Tanura, Rabigh, Yanbu dan Jizan.

Baca Juga

Pada Senin (22/3), Arab Saudi mengumumkan inisiatif baru untuk mengakhiri perang di Yaman. Pekan lalu Deputi Menteri Pertahanan Arab Saudi Khalid bin Salman mengatakan inisiatif ini dirancang untuk mengakhiri konflik dan meraih penyelesaian politik di Yaman.  

Ia mengatakan Riyadh berkomitmen untuk menyatukan semua faksi di Yaman yakni pemerintah yang diakui masyarakat internasional dan kelompok pemberontak Houthi, untuk memprioritaskan kepentingan nasional.

Pangeran Khalid mengatakan inisiatif yang bertujuan untuk meringankan penderitaan rakyat Yaman ini memberi kelompok Houthi kesempatan untuk 'menjunjung tinggi kepentingan Yaman dan rakyatnya dibandingkan tujuan ekspansionis Iran'.

"Kami berharap mereka akan menerimanya dengan cepat dan semua pihak di Yaman mulai melakukan perundingan damai untuk mencapai penyelesaian yang komprehensif dan berkelanjutan, kami akan terus membela rakyat, tanah dan perbatasan kami," kata Pangeran Khalid dalam cicitannya seperti dikutip Al Arabiya.

"Dan kami akan terus mendukung pemerintah Yaman dan angkatan bersenjatanya melawan agresi Houthi, kami juga menegaskan komitmen kami untuk mengimplementasikan inisiatif ini bila Houthi menerimanya di bawah pengawasan dan pemantauan PBB," tambah Khalid dalam serangkaian cicitannya.  

Dalam konferensi pers di Riyadh, Pangeran Khalid mengatakan salah satu hal yang diusulkan inisiatif itu adalah gencatan senjata yang diawasi PBB. Kementerian Arab Saudi mengatakan bila kedua belah pihak sepakat maka bandara Sanaa dapat dibuka kembali sehingga impor bahan bakar dan makanan bisa masuk pelabuhan Hodeidah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement