Jumat 26 Mar 2021 13:20 WIB

IDI: Pemerintah tidak Boleh Lengah

IDI mencatat angka infeksi Covid-19 per hari masih dalam kategori tidak aman.

Rep: Haura Hafizhah/ Red: Yudha Manggala P Putra
Petugas kesehatan mengambil sampel lendir dari hidung warga.
Foto: ANTARA FOTO/Nova Wahyudi
Petugas kesehatan mengambil sampel lendir dari hidung warga.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) Slamet Budiarto berharap pemerintah tetap waspada dengan tren kasus Covid-19 yang masih berpotensi berubah-ubah. Ia pun berharap pemerintah jangan sampai lengah dan tidak sampai terburu-buru membuat kebijakan, seperti sekolah tatap muka, yang masih menyimpan risiko tinggi.

"Ya jangan terlalu bergembira terlebih dahulu. Angka infeksi kami masih 6 ribu kasus Covid-19 per harinya. Ini masih kategori tidak aman. Sehingga tidak boleh lengah dengan membuat kebijakan yang berpotensi meningkatkan risiko penularan Covid-19," katanya saat dihubungi Republika.co.id, Jumat (26/3).

Kemudian, ia melanjutkan angka penurunan penyebaran virus Covid-19 saat ini hanya sementara. Sebab, di beberapa negara Eropa seperti Finlandia, Prancis dan Jerman kasus Covid-19 meningkat kembali.

"Di negara- negara Eropa naik secara signifikan. Dikhawatirkan ada gelombang tiga. Indonesia harusnya waspada. Jangan-jangan penurunan jumlah kasus penularan Covid-19 di Indonesia hanya mereda sementara," kata dia.

Ia menambahkan jika kasus Covid-19 dibawah seribu per hari, pemerintah bisa melaksanakan kebijakan seperti sekolah tatap muka . Tetapi tetap menerapkan dengan protokol kesehatan.

"Intinya jangan mudah puas dahulu terhadap kasus Covid-19. Masyarakat jangan lengah juga walaupun sudah divaksin dan pemerintah tidak bisa mengandalkan vaksin. Pemerintah harus belajar dengan negara lain yang ketat dalam protokol kesehatan seperti Singapura dan Thailand," kata dia.

Sebelumnya diketahui, jumlah kasus aktif Covid-19 secara nasional kembali meningkat pada Kamis (25/3) ini. Jumlahnya naik 1.353 orang, menjadi 125.279 orang pada hari ini. Padahal penurunan terjadi cukup konsisten sejak akhir Februari, khususnya dalam sepekan terakhir.

Peningkatan jumlah kasus aktif hari ini sejalan dengan naiknya kapasitas testing spesimen Covid-19. Data Satgas Covid-19, dalam 24 jam terakhir, ada 53.162 orang yang diperiksa. Jumlah ini jauh lebih tinggi dibanding hari-hari sebelumnya. Pada awal pekan misalnya, kapasitas testing hanya mencakup 30 ribuan orang.

Namun, masih ada catatan terkait kapasitas testing ini. Indonesia belum bisa menjaga konsistensi jumlah testing setiap harinya. Jumlah spesimen dan jumlah orang yang diperiksa selalu anjlok saat akhir pekan atau hari libur nasional. Kondisi ini sudah terjadi sejak awal pandemi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement