Jumat 26 Mar 2021 12:59 WIB

Pakai Gas PGN, Pedagang Tahu di Bandung Lebih Efisien

Sejak pakai Gaslink pedagang tahu Bandung sudah tak perlu repot mikirin stok gas

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Gita Amanda
Gaslink, produk gas bumi dalam bentuk Compressed Natural Gas (CNG), (ilustrasi). Pedagang tahu susu di Bandung kini menggunakan Gaslink dalam proses produksi mereka.
Foto: pgn
Gaslink, produk gas bumi dalam bentuk Compressed Natural Gas (CNG), (ilustrasi). Pedagang tahu susu di Bandung kini menggunakan Gaslink dalam proses produksi mereka.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tentu masih segar dalam ingatan, ketika awal tahun 2021 masyarakat sempat diramaikan dengan kabar pengrajin dan pedagang tahu tempe mogok akibat harga kacang kedelai yang terus meroket. Tidak hanya berita pandemi yang masih menjadi perhatian masyarakat, berita tentang kelangkaan tahu tempe di pasaran juga menjadi topik hangat saat itu. Harga yang murah tetapi memiliki rasa yang enak dan juga bergizi menjadikan tahu tempe sebagai makanan favorit hampir sebagian besar masyarakat Indonesia.  

Bagi produsen tahu seperti Tahu Susu Lembang di Jawa Barat dan Yung Fu di Jawa Timur selain kacang kedelai, hal lain yang juga berperan penting dalam proses produksi mereka adalah gas bumi. Keduanya menggunakan Gaslink di dalam proses produksinya untuk menghasilkan Tahu Susu, Tahu Mentega dan Tahu Putih khas Bandung.

Baca Juga

Rahmat Hidayat, Manajer Operasional Tahu Susu Lembang menyatakan telah merasakan efisiensi dan kemudahan dalam menggunakan Gaslink. Tahu Susu Lembang menggunakan Gaslink untuk proses memasak di central kitchen mereka yang berlokasi di Jalan Raya Lembang, Bandung Barat. Selanjutnya hasil produksi dari central kitchen akan didistribusikan ke cabang-cabang dan pusat oleh-oleh di Bandung. Dalam satu hari, Tahu Susu Lembang yang telah menjadi pengguna Gaslink sejak tahun 2017 ini mampu memproduksi sekitar 1.200 hingga 1.250 tahu per harinya.

“Sejak pakai Gaslink, sudah gak perlu repot mikirin stok gas,” ujar Rahmat.

Muhammad Hardiansyah, Direktur Utama PT Gagas Energi Indonesia (“Gagas”) selaku penyedia Gaslink menyampaikan bahwa dari total 180 pelanggan Gaslink per Februari 2021, 11 persen diantaranya adalah industri makanan dan minuman.  

"Kami yakin angka ini akan terus meningkat, baik secara jumlah pelanggan ataupun volume pemakaian. Hal ini sejalan dengan tren pertumbuhan leisure industry di Indonesia yang mengalami peningkatan beberapa tahun terakhir dan akan kembali tumbuh pascapandemi,” jelas Hardiansyah.

“Gaslink, yang mengedepankan konsep mobility, flexibility dan reliability dalam penyaluran energi baik gas bumi sangat cocok untuk mendukung industri makanan dan minuman yang terkoneksi dengan leisure industry. Terlebih bagi industri yang berlokasi di daerah-daerah wisata yang jauh dari sumber gas ataupun jaringan pipa gas (off-grid) seperti Tahu Susu Lembang,” ungkap Hardiansyah lebih lanjut.

Jadi, siapa sangka di dalam kelembutan dan gurihnya sepotong tahu terdapat energi baik gas bumi yang ikut mengalir di dalamnya. Gagas sebagai bagian dari subholding gas senantiasa siap memberikan jaminan penyediaan energi baik gas untuk kelangsungan usaha tahu yang berkelanjutan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement