Jumat 26 Mar 2021 12:09 WIB

Kementan-Bulog Targetkan Serap 270 Ribu Ton Gabah di Jabar

Kementan dan Bulog serap gabah hasil panen 2021 untuk antisipasi jatuhnya harga

Petani memanen padi di areal sawah desa Pabean udik, Indramayu, Jawa Barat, Sabtu (20/3/2021). Kementerian Pertanian meminta Perum Bulog untuk menyerap gabah petani secara maksimal di tengah masa panen raya periode Maret hingga April 2021 untuk menjaga stabilitas harga gabah di tingkat petani.
Foto: ANTARA/Dedhez Anggara
Petani memanen padi di areal sawah desa Pabean udik, Indramayu, Jawa Barat, Sabtu (20/3/2021). Kementerian Pertanian meminta Perum Bulog untuk menyerap gabah petani secara maksimal di tengah masa panen raya periode Maret hingga April 2021 untuk menjaga stabilitas harga gabah di tingkat petani.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pertanian (Kementan) menggerakan Komando Strategi Penggilingan (Kostraling) bersama Bulog menyerap gabah petani di Provinsi Jawa Barat sebagai langkah nyata agar tidak menurunnya harga gabah petani pada musim panen raya yang berlangsung Maret hingga April 2021 ini.

Kementan secara serentak bersinergi dengan Dinas Pertanian, Perum BULOG, Kostraling, BNI dan unsur Kodim setempat melakukan Gerakan Serap Gabah (GSG) untuk stabilitasi harga wilayah Jawa Barat. Dalam rangkaian koordinasi tersebut disepakati penyerapan gabah sebanyak 270 ribu ton dari hasil panen tahun 2021.

Taufan Akib, dari Perum Bulog Jawa Barat menyatakan komitmen Bulog untuk menyerap semaksimal mungkin gabah petani di musim rendeng ini dengan persyaratan mutu sesuai ketentuan yang ada. “Kami targetkan menyerap gabah sebesar 270.000 ton GKG tahun 2021 ini,” ujarnya. 

Sementara itu, Ajat Sudrajat, dari Dinas Pertanian Provinsi Jabar, menyampaikan beberapa wilayah memang harga gabah lebih rendah dari HPP. Oleh karena itu dia sangat bersyukur dengan telah disepakatinya pembelian beras dari wilayah Jabar. Dengan adanya transaksi ini, diharapkan harga gabah di lapangan kembali minimal dengan HPP.

Ugi Sugiharto, Penanggungjawab Tim GSGP Kementan menyebut bahwa serap gabah menyasar pada kecamatan-kecamatan yang teridentifikasi terjadi penurunan harga gabah dibawah HPP. "Disaat panen raya dan harga jatuh, disitulah pemerintah bersama-sama hadir membantu petani melakukan upaya penanganan dengan bersinergi lintas intansi terutama BULOG," ujarnya.

Ugi juga menuturkan serap gabah diprioritaskan di Kecamatan yang anjlok harga gabah dibawah HPP sehingga petani tidak merugi. Serap gabah pun langsung dilakukan di lokasi panen raya. 

Baca juga : Mengapa Harus Impor Beras?

“Melalui Kostraling, Kementan mendorong Bulog untuk optimalisasi serapan, serta mendorong petani meningkatkan kualitas gabah sesuai standar yang berlaku (Permendag Nomor 24 tahun 2020, red),” ucapnya.

Sebelumnya dilaporkan bahwa Tim GSGP secara terpadu bersama Kostraling, Pemda dan Bulog, kegiatan serap gabah petani sudah bergerak ke Banten sepakat menyerap 53.000 ton gabah, Yogyakarta 74.775 ton, Jambi 8.000 ton, Lampung 25.000 ton, Sragen 17.580 ton, Karanganyar 15.000 ton, Boyolali 24.092 ton, Grobogan 24.000 ton, Nganjuk 26.592 ton, Maros 2.000 ton, Barru 500 ton, di Sumsel targetnya 95.455 ton, NTB 40.000 ton, Tegal 11.000 ton, Brebes 11.000 ton kemudian realisasi serap Kecamatan Terisi Kabupaten Indramayu 750 ton dan beberapa kabupaten lainnya.

Di tempat terpisah, Dirjen tanaman Pangan, Suwandi menuturkan bahwa sesuai data BPS, potensi panen Maret 2021 seluas 1,63 juta hektar dan April seluas 1,67 juta hektar, untuk itu, Kementan dengan optimal melakukan upaya-upaya penanganan panen dan pasca panen untuk menjaga agar harga gabah/beras petani menguntungkan serta melakukan juga percepatan tanam Musim Tanam-II. 

“Langkah serap gabah ini dilakukan di seluruh wilayah Indonesia, sehingga dampak penurunan harga akibat panen raya dapat diantisipasi. Di samping itu, kami pun meminta pemerintah daerah menyiapkan dan memperkuat stok cadangan beras di tiap Desa, Kecamatan/kostratani dan Kabupaten/kota,” jelasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement