Jumat 26 Mar 2021 11:43 WIB

Empat Aktivis Pro Demokrasi Myanmar Tewas Ditembak Aparat

Polisi melepaskan tembakan ke arah jalan di Kota Mawlamyine.

Rep: Lintar Satria/ Red: Teguh Firmansyah
Seorang pria berlari melewati barikade jalan dan membakar puing-puing Senin, 22 Maret 2021, di Mandalay, Myanmar. BBC mengatakan Senin bahwa seorang jurnalis dari layanan berbahasa Burma dibebaskan oleh pihak berwenang di Myanmar tetapi tidak memberikan rincian, karena pengunjuk rasa di negara Asia Tenggara itu melanjutkan gerakan pembangkangan sipil mereka yang luas terhadap kudeta militer bulan lalu.
Foto: AP/STL
Seorang pria berlari melewati barikade jalan dan membakar puing-puing Senin, 22 Maret 2021, di Mandalay, Myanmar. BBC mengatakan Senin bahwa seorang jurnalis dari layanan berbahasa Burma dibebaskan oleh pihak berwenang di Myanmar tetapi tidak memberikan rincian, karena pengunjuk rasa di negara Asia Tenggara itu melanjutkan gerakan pembangkangan sipil mereka yang luas terhadap kudeta militer bulan lalu.

REPUBLIKA.CO.ID, YANGON -- Media Myanmar melaporkan, polisi melepaskan tembakan ke aktivis pro-demokrasi yang turun ke jalan usai aksi hening Rabu (24/3) kemarin. Situs berita Myanmar Now melaporkan empat orang tewas di Kota Taunggyi, Myanmar tengah.

Pada Kamis (25/3) ribuan orang turun ke jalan pusat ekonomi Yangon, pusat kota Monywa dan beberapa kota lainnya. "Apakah kita bersatu? Kita bersatu, revolusi harus menang," kata para pengunjuk rasa.

Baca Juga

Salah satu Demonstran Nant Khi Phyu Aye mengatakan sebagian besar peserta unjuk rasa adalah anak muda. "Mereka ingin berunjuk rasa setiap hari, tanpa melewatkan satu hari pun," katanya.

Hithar Media Copr melaporkan polisi melepaskan tembakan ke arah jalan di Kota Mawlamyine dan menangkap 20 orang. Media itu melaporkan setidaknya dua terluka dalam peristiwa tersebut.

Media lain melaporkan setidaknya lima orang terluka karena terjangan peluru setelah pasukan keamanan melepaskan tembakan ke pengunjuk rasa di berbagai kota. Laporan tersebut belum dapat diverifikasi secara independen.

Kelompok aktivis Assistance Association for Political Prisoners (AAPP) mengatakan kekerasan petugas keamanan terhadap pengunjuk rasa telah menewaskan 286 orang. Kini muncul tanda-tanda menguatnya tekanan dari masyarakat internasional.

Amerika Serikat (AS) berencana menjatuhkan sanksi dua konglomerat yang dikendalikan militer Myanmar atas kudeta 1 Februari dan kekerasan terhadap pengunjuk rasa. Sumber mengatakan Departemen Keuangan AS akan memasukan Myanmar Economic Corporation (MEC) dan Myanmar Economic Holdings Ltd (MEHL) ke daftar hitam dan membekukan aset mereka di AS.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement