Jumat 26 Mar 2021 09:45 WIB

Menteri India Ini Sebut Burqa tidak Manusiawi Bagi Muslimah

Burqa dinilai menteri India tak manusia untuk muslimah.

Rep: Imas Damayanti/ Red: Muhammad Hafil
Menteri India Ini Sebut Burqa tidak Manusiawi Bagi Muslimah. Foto:  Wanita dengan mengenakan burqa. (ilustrasi)
Foto: shetyawan.blogspot.com
Menteri India Ini Sebut Burqa tidak Manusiawi Bagi Muslimah. Foto: Wanita dengan mengenakan burqa. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,NEW DELHI – Menteri Luar Negeri India untuk Urusan Parlemen dan Pembangunan Pedesaan Anand Swaroop Shukla menyebut, burqa sebagai praktik yang jahat dan tidak manusiawi. Burqa dituding sebagai atribut pakaian yang tidak manusiawi bagi Muslimah.

Dilansir di Times of India, Jumat (26/3), setelah mendesak hakim distrik Ballia untuk mengambil tindakan karena tidak mengizinkan adzan pada pengeras suara dari jam-jam yang ditentukan oleh pengadilan, menurunkan volume pengeras suara dan menghapus pengeras suara yang berlebihan dari masjid setempat, Shukla juga kembali menyatakan pernyataan kontroversial soal burqa.

Baca Juga

“Burqa adalah praktik tidak manusiawi yang dipaksakan pada wanita Muslim. Banyak negara telah melarangnya. Seperti kita telah menghapus talak tiga, burqa juga harus dilarang di negara ini,” kata Shukla dalam sebuah video.

Shukla merilis video tentang masalah ini selama 24 jam terakhir dan segera menjadi viral di media sosial. Dalam satu video yang dirilis pada hari Selasa, dia menuntut tindakan adzan melalui pengeras suara dan mengatakan bahwa perintah Mahkamah Agung dan Pengadilan Tinggi tentang penggunaan pengeras suara harus dipastikan.

Sebelumnya, Shukla telah menulis surat kepada DM pada hari Selasa meminta tindakan terhadap adzan melalui pengeras suara. Dia menuduh bahwa tingginya volume pengeras suara masjid Madinah di Kajipur di daerah Kotwali di daerah pemilihannya Ballia menyebabkan gangguan pada tiga institusi pendidikan terdekat tetapi juga mempengaruhi dia ketika dia melakukan yoga, meditasi, ibadah atau pekerjaan resmi di rumahnya.

“Volume tinggi adzan sebanyak lima kali dan pesan sumbangan untuk pembangunan masjid terus berlanjut sepanjang hari. Polusi suara meninggalkan dampak buruk bagi kesehatan anak-anak, orang sakit dan orang tua selain mengganggu siswa belajar untuk ujian mereka,” kata Shukla.

Merujuk pada putusan Mahkamah Agung dan Pengadilan Tinggi Allahabad tentang polusi suara, dia meminta DM Ballia untuk mengurangi jumlah pengeras suara dan menurunkan volumenya. Ketika wartawan bertanya kepada DM Ballia Aditi Singh tentang tindakan atas surat menteri tersebut, dia berkata bahwa akan menyelidiki setiap aduan yang diterima.

"Semua keluhan yang diterima diselidiki dengan benar dan tindakan diambil sesuai dengan itu,” ujar dia.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement