Jumat 26 Mar 2021 09:04 WIB

Partai Ini Setuju Danai Masjid Erdogan di Prancis

Pendanaan masjid Erdogan di Prancis disetujui partai hijau.

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Muhammad Hafil
Partai Ini Setuju Danai Masjid Erdogan di Prancis. Foto:   Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan
Foto: Turkish Presidency via AP
Partai Ini Setuju Danai Masjid Erdogan di Prancis. Foto: Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan

REPUBLIKA.CO.ID,PARIS -- Partai Hijau (The Greens) menyetujui subsidi dana untuk pembangunan Masjid Sultan Eyyup di bawah pimpinan pro-Erdogan Milli Gorus (Pandangan Nasional). Dukungan ini disampaikan Kotamadya Strasbourg, yang dijalankan oleh Janne Barseghian dari Ekologi Eropa – The Greens (EELV), sebesar 2,5 juta dolar.

The Millî Görüş diketahui menolak untuk menandatangani "piagam prinsip" yang diperkenalkan oleh Prancis dalam upaya memerangi Islamisme radikal. Nantinya, jika pembangunan masjid selesai, maka itu akan menjadi masjid terbesar di Eropa.

Baca Juga

Pendanaan EELV untuk pembangunan masjid yang dilakukan oleh seorang pendukung Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, telah mendapat reaksi keras dari para politikus.

"Ini bukan pertama kalinya walikota partai EELV berada di lereng yang sangat licin dari Islamisme radikal," kata Menteri Delegasi yang bertanggung jawab atas Kewarganegaraan, Marlene Schiappa, dikutip di ANF News, Jumat (26/3).

Schiappa lantas mengingatkan, gerakan Kolektif melawan Islamofobia di Prancis (CCIF) yang dibubarkan atas tuduhan propaganda Islam, juga telah menerima dukungan keuangan dari kotamadya Grenoble. Kala itu, wilayah tersebut diperintah oleh Eric Piolle dari Partai Hijau.

Ia menegaskan, jika keberpihakan ini hanya terjadi satu kali, maka bisa dianggap sebagai kesalahan. Namun, jika terjadi berulang, maka tidak salah jika dianggap sebagai tindakan yang telah dikoordinasikan.

Partai Hijau sendiri diketahui lebih suka menyalahkan pemerintah daripada menghentikan pendanaan. Seorang politisi Partai Hijau, Sandra Regol, menyatakan Menteri Dalam Negeri Gerald Darmanin juga menerima asosiasi yang sama pada November.

Darmanin kala itu menyebutnya sebagai "republikanisme". Tetapi, ketika Janne Barseghian melanjutkan proyek yang diprakarsai oleh mantan walikota, ia mempertanyakan apakah hal itu Islamisme radikal.

Menteri Dalam Negeri Gerald Darmanin bereaksi terhadap keputusan pemerintah kota Strasbourg. Ia berkata, "Dewan Kota Strasbourg seharusnya tidak mendanai intervensi eksternal di wilayah kami. Di Prancis, ada intervensi asing yang kuat yang melibatkan Turki juga". 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement