Kamis 25 Mar 2021 20:17 WIB

BI Perkirakan Lapangan Usaha Pertanian di Kalteng Menguat

Program Food Estate akan ikut mendongkrak kinerja lapangan usaha pertanian

 Kepala Bank Indonesia Perwakilan Kalimantan Tengah (Kalteng) Rihando memperkirakan lapangan usaha pertanian di Kalteng bakal kembali menguat pada 2021. Perkiraan itu terlihat dari harga tandan buah segar (TBS) kelapa sawit yang cukup tinggi pada 2020 bakal berlanjut pada 2021.
Foto: Kementan
Kepala Bank Indonesia Perwakilan Kalimantan Tengah (Kalteng) Rihando memperkirakan lapangan usaha pertanian di Kalteng bakal kembali menguat pada 2021. Perkiraan itu terlihat dari harga tandan buah segar (TBS) kelapa sawit yang cukup tinggi pada 2020 bakal berlanjut pada 2021.

REPUBLIKA.CO.ID, PALANGKA RAYA -- Kepala Bank Indonesia Perwakilan Kalimantan Tengah (Kalteng) Rihando memperkirakan lapangan usaha pertanian di Kalteng bakal kembali menguat pada 2021. Perkiraan itu terlihat dari harga tandan buah segar (TBS) kelapa sawit yang cukup tinggi pada 2020 bakal berlanjut pada 2021, kata Rihando, saat webinar "Diseminasi Laporan Perekonomian (LPP) Kalteng Periode Februari 2021" di Palangka Raya, Kalteng, Kamis (25/3).

"Tingkat produktivitas TBS kelapa sawit di provinsi ini juga akan meningkat seiring dengan bertambahnya usia tanam," ucapnya.

Baca Juga

Di sisi lain, lanjut dia, produksi komoditas karet pun diperkirakan meningkat seiring mulai bangkitnya permintaan ekspor dan pemulihan kondisi industri di sejumlah negara. Ditambah lagi, program strategis Food Estate yang menjadi salah satu andalan program pemerintah, akan ikut mendongkrak kinerja lapangan usaha pertanian ini.

"Selain pertanian, lapangan usaha industri pengolahan bakal tumbuh kuat pada tahun 2021," kata Rihando.

Kepala BI Perwakilan Kalteng itu menyebut peningkatan produktivitas TBS akan memberikan dampak terhadap meningkatnya input produksi industri pengolahan CPO. Di samping itu, membaiknya perkiraan harga CPO juga akan berdampak positif terhadap kinerja industri pengolahan dan program B30 akan memperkuat permintaan di pasar domestik.

Kinerja industri pengolahan pun diperkirakan tetap tumbuh positif pada 2021, karena ditopang oleh meningkatnya permintaan domestik dan bangkitnya permintaan ekspor. Serta, tetap terjaganya produksi domestik di tengah merebaknya pandemi Covid-19, memberikan sentimen positif terhadap penyerapan produksi CPO Kalteng dan meningkatkan perdagangan CPO antardaerah.

"Masih berlanjutnya permintaan CPO Tiongkok, yang ekonominya telah mengalami pemulihan, juga akan memberikan dampak positif terhadap CPO Kalteng yang cukup dominan di ekspor ke negara tersebut," ujar Rihando.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement