Kamis 25 Mar 2021 18:43 WIB

Gubernur BI: Kami All Out, Ayo Dunia Gotong Royong

Semua instrumen kebijakan sudah digunakan BI untuk mendukung pemulihan ekonomi.

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Nidia Zuraya
Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo
Foto: BI
Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Indonesia menegaskan totalitas mengerahkan seluruh instrumen kebijakan demi percepat pemulihan ekonomi nasional. Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo mengatakan berbagai kebijakan mulai dari suku bunga, makroprudensial, hingga sistem pembayaran telah dioptimalkan.

"BI all out untuk dukung pemulihan ekonomi," katanya dalam Temu Stakeholder Untuk Percepatan Pemulihan Ekonomi Nasional, Kamis (25/3).

Baca Juga

Perry mengatakan semua instrumen kebijakan digunakan untuk mendukung pemulihan ekonomi, tidak hanya stabilitas moneter tapi juga total ekonomi makro. BI sudah turunkan suku bunga acuan hingga titik terendah sepanjang sejarah yakni 3,5 persen.

BI juga stabilkan nilai tukar rupiah yang sempat mencapai Rp 17 ribu per dolar AS di masa awal pandemi. Perry menyebut BI juga injeksi likuiditas perbankan dengan quantitative easing sejak tahun lalu yang nilainya hampir 5,1 persen dari PDB.

BI juga membiayai APBN melalui skema yang disepakati dengan Kementerian Keuangan hingga Rp 473,4 triliun pada tahun lalu. Salah satunya adalah burden sharing untuk biayai kebutuhan APBN di kesehatan, bantuan sosial.

Ia juga menyampaikan kembali optimisme pemulihan akan terus berlangsung dengan sinergi yang kuat dari Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK). Perry kembali mengajak perbankan dan dunia usaha untuk bangun optimisme dan pulihkan ekonomi.

BI memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini berada di kisaran 4,3-5,3 persen didukung peningkatan ekspor, belanja pemerintah, Omnibus Law Cipta kerja juga dapat meningkatkan investasi. Stabilitas ekonomi makro tetap terjaga dengan sasaran inflasi antara 2-4 persen, cadangan devisa yang tinggi sekitar 138 miliar dolar AS.

Kecukupan modal dan likuiditas perbankan juga kian baik. Fokus KSSK dan pekerjaan rumah yang masih terus didorong adalah kredit dan pembiayaan ke dunia usaha. Sehingga berbagai kebijakan BI keluarkan seperti kebijakan uang muka nol persen untuk kredit properti dan kendaraan bermotor.

"Makanya kami dari KSSK memohon perbankan turunkan kredit, ayo turunkan, kami juga terima kasih Bank Himbara sudah mulai, juga BCA, bank lain ayo turunkan," katanya.

Penurunan suku bunga kredit diyakini bisa meningkatkan permintaan kredit pembiayaan dari dunia usaha. Mengingat likuiditas perbankan dinilai sangat cukup untuk kembali ekspansif salurkan kredit.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement