Kamis 25 Mar 2021 17:50 WIB

Soal Impor Beras, Buwas: Presiden Ajak Benci Produk Asing

Buwas meminta pemerintah tidak terburu-buru dalam mengimpor beras.

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Nidia Zuraya
Direktur Utama Bulog Budi Waseso.
Foto: Republika/Thoudy Badai
Direktur Utama Bulog Budi Waseso.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso mengaku optimistis produksi beras dalam negeri mampu mencukupi kebutuhan masyarakat. Ia pun menyinggung kembali pernyataan Presiden Joko Widodo terkait ajakan untuk membenci produk asing dan mencintai produk dalam negeri.

"Jangan seolah-olah beras kurang kita takut. Pernyataan Presiden saya pegang benci produk asing, utamakan produksi dalam negeri. Ini belum apa-apa kok sudah menyatakan impor, apalagi beras yang mendasar," kata Buwas, sapaan akrabnya, dalam sebuah webinar, Kamis (25/3).

Baca Juga

Sebagaimana diketahui, rencana impor beras sebanyak 1 juta ton diketahui pertama dari paparan kebijakan pemerintah pada sektor pangan tahun ini oleh Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto. Rencana tersebut kemudian terkonfirmasi oleh Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi sebagai kementerian teknis.

Menurut Budi, seharusnya pemerintah tidak terburu-buru dalam menyatakan keinginan untuk impor beras. Ia memahami petani yang menjadi pelaku utama dalam kegiatan produksi beras akan menjadi resah karena harga jual petani menjadi jatuh.

"Selama kita produksi, sebagai negara agragris (sebaiknya) jangan impor. Ini soal harga diri," katanya.

Ia tak menampik soal potensi krisis pangan dunia yang dipicu oleh pandemi Covid-19 di seluruh dunia. Namun, pihaknya optimistis kemampuan produksi beras dalam negeri cukup kuat karena petani terus melakukan produksi tanpa henti.

"Kita harus menciptakan swasembada pangan dan memiliki ketahanan pangan. Ini pasti bisa terwujud dan harus ada kesatuan pendapat dan pemikiran dalam masalah pangan ini," ujarnya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement