Kamis 25 Mar 2021 16:15 WIB

Penggunaan Methanol Pada Bahan Bakar Perlu Dikaji Ulang

Penggunaan langsung methanol sebagai campuran ke bensin sangat berbahaya.

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Nidia Zuraya
Pengendara motor mengisi bahan bakar di SPBU, Jakarta (ilustrasi).
Foto: ANTARA
Pengendara motor mengisi bahan bakar di SPBU, Jakarta (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah melalui Pertamina punya proyek untuk mencapur mentahol dengan bensin. Ternyata, kajian menunjukan bahwa penggunaan langsung methanol sebagai campuran ke bensin sangat berbahaya bagi kendaraan.

Akedimisi ITB Tirto Prakoso menjelaskan penggunaan menthanol langsung menjadi campuran bahan bakar perlu ada kajian ulang. Sebab, menurut dia beberapa literatur menyebutkan penggunaan methanol secara langsung dicampur ke bahan bakar malah bersifat korosif.

Baca Juga

"Jadi methanol itu mengandung gugus hidroksin yang bersifat korosif. Selain itu, menthanol merupakan senyawa kimia yang apabila bertemu dengan serat karet tertentu malah akan berdampak negatif seperti terjadi getas yang kemudian membuat karet tersebut pecah. Biasanya, ini terdapat di bahan baku pipa pipa bensin di kendaraan," ujar Tirto dalam diskusi virtual, Kamis (25/3).

Tirto yang juga Ketua Millennium Development Goals (MDGs) ITB juga menjelaskan selain bersifat korosif sebenarnya niat pemerintah untuk memakai methanol ini karena untuk mengurangi impor fossil dan mengurangi emisi karbon. Tirto menyebut penggunaan menthanol ini malah sebenarnya membuat emisi karbon lebih banyak.

"Bukannya mengurangi malah mungkin menambah. Apalagi kalau nanti dibuat dari batubara. Methanol dari bahan bakar osil ini punya gas rumah kaca dari bensin. Nah ini lebih parah lagi. Bisa 6,5 kali dari gas alam. Jadi kalau kita pakai batubara emisi karbon yang ditinggalkan cukup tinggi," ujar Tirto.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement