Rabu 24 Mar 2021 20:32 WIB

Setahun Pandemi, OJK: Pasar Modal Indonesia Tumbuh Positif

Kondisi IHSG ini masih cukup baik jika dibandingkan dengan beberapa negara tetangga.

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Nidia Zuraya
Karyawan melintas di depan layar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), di Bursa Efek Indonesia, Jakarta. ilustrasi
Foto: Antara/Reno Esnir
Karyawan melintas di depan layar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), di Bursa Efek Indonesia, Jakarta. ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat industri pasar modal Indonesia mampu bertahan di tengah tekanan akibat pandemi Covid-19. Selama setahun terakhir, pasar modal Indonesia bisa tumbuh positif bahkan mengungguli negara tetangga. 

"Industri pasar modal Indonesia sedikit demi sedikit menunjukkan pemulihan yang positif meski di kuartal I 2020 lalu sempat mengalami tekanan yang cukup berat," kata Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK, Hoesen, Selasa (23/3). 

Baca Juga

Pada 15 Maret 2021 lalu, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali menguat dan berada pada posisi 6.324. Posisi tersebut sudah naik sebesar 5,8 persen dibandingkan per 30 Desember 2020 yang mencapai level 5.979. 

Menurut Hoesen, kondisi IHSG ini masih cukup baik jika dibandingkan dengan beberapa negara tetangga seperti Malaysia dan Filipina. Secara year to date (YTD), kedua negara tersebut mencatatkan minus masing-masing sebesar -0,4 persen dan -8,2 persen. 

Capaian lainnya yaitu kapitalisasi pasar modal Indonesia yang mengalami kenaikan secara YTD dari Rp 6.968 triliun menjadi Rp 7.401 triliun per 15 Maret 2021. Penawaran umum baik saham, maupun efek bersifat utang dan atau sukuk selama 2021 telah mencapai 27 dengan nilai total Rp 30,53 triliun. 

Selain itu, nilai aktiva bersih reksa dana juga ikut terkerek dari Rp 573 triliun menjadi Rp 582 triliun secara YTD. OJK mencatat setidaknya terdapat 2.237 produk reksa dana hingga 5 Maret 2021. 

Di sisi lain, total investor ritel dengan jumlah Single Investor Identification (SID) naik signifikan menjadi 4,51 juta per Februari 2021. Pada akhir tahun 2020, jumlah investor ritel tercatat hanya 3,88 juta SID. 

"Berbagai capaian tersebut, semakin memberikan optimisme pasar modal Indonesia telah bergerak ke arah yang positif dan menjadi tempat yang menarik bagi para investor baik lokal maupun global untuk berinvestasi," tutup Hoesen.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement