Rabu 24 Mar 2021 06:02 WIB

Dinkes DKI Sebut Belum Terima Pasokan Vaksin AstraZeneca

Kewenangan distribusi vaksin Covid-19 sepenuhnya diatur oleh Kemenkes

Rep: Flori Sidebang/ Red: Andi Nur Aminah
 Seorang petugas kesehatan menunjukkan botol vaksin Covid-19 AstraZeneca  (ilustrasi)
Foto: AP/Trisnadi
Seorang petugas kesehatan menunjukkan botol vaksin Covid-19 AstraZeneca (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pendistribusian vaksin AtraZeneca mulai dilakukan ke sejumlah provinsi di Indonesia. Namun, Pemperov DKI Jakarta mengaku belum menerima vaksin tersebut. "Kami tidak mendapatkan AstraZeneca," kata Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta Widyastuti di Balai Kota Jakarta, Selasa (23/3).

Widyastuti menjelaskan, kewenangan distribusi vaksin covid-19 itu sepenuhnya diatur oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Dia mengungkapkan, hingga saat ini, pihaknya belum menerima pasokan vaksin AstraZeneca. "Kami dapat distribusinya dari Kemenkes, saat ini kami belum mendapatkan AstraZeneca," ungkap dia. 

Baca Juga

Di sisi lain, saat ditanya mengenai kehalalan vaksin tersebut, Widyastuti enggan berkomentar. Dia menuturkan, terkait hal itu merupakan wewenang dari Majelis Ulama Indonesia (MUI). "(Halal atau tidak, Red) itu kewenangan di MUI," ujarnya.

Sebelumnya, Bio Farma mulai mendistribusikan vaksin AstraZeneca ke enam provinsi di Indonesia sejak Sabtu (20/3) lalu. Hingga Senin (22/3) kemarin, Bio Farma sudah mendistribusikan 70 ribu vial vaksin AstraZeneca ke Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Timur (NTT), DKI Jakarta, Kepulauan Riau, dan Sulawesi Utara. 

“Distribusi pertama vaksin ini, dilaksanakan pada hari Sabtu (20/3) yang lalu untuk provinsi Jawa Timur sebanyak 45.000 ribu vial, Bali dan NTT masing-masing sebanyak 5.000 ribu vial”, ujar Head of Corporate Communication Bio Farma, Iwan Setiawan, dalam siaran persnya, Senin (22/3).

Pada pengiriman kemarin, Iwan mengatakan, pengiriman AstraZeneca kembali dilaksanakan dengan tujuan DKI Jakarta, Kepulauan Riau, dan Sulawesi Utara, masing-masing 5.000 vial. Vaksin AstraZeneca merupakan hasil kerjasama multilateral antara Pemerintah Republik Indonesia dengan Covax/GAVI tiba di Indonesia pada 8 Maret 2021. 

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) sempat menunda pendistribusian vaksin ini karena adanya sejumlah kasus penggumpalan atau pembekuan darah setelah penyuntikan vaksin AstraZeneca. Kemenkes memutuskan tetap menggunakan vaksin AstraZeneca setelah rekomendasi WHO menyatakan aman digunakan. Bio Farma juga telah mengeluarkan izin edar vaksin AstraZeneca, dan MUI telah menyatakan vaksin AstraZeneca boleh digunakan meski mengandung babi.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement