Selasa 23 Mar 2021 23:19 WIB

Nawal El Saadawi, Sosok Kontroversial Pembela Hak Perempuan 

Nawal El Saadawi adalah figur berprestasi meski terkenal kontroversial

Rep: Alkhaledi Kurnialam/ Red: Nashih Nashrullah
Nawal El Saadawi adalah figur berprestasi meski terkenal kontroversial. Karya legendaris Nawai El Saadawi: Permpuan di Titik Nol.
Foto: google.com
Nawal El Saadawi adalah figur berprestasi meski terkenal kontroversial. Karya legendaris Nawai El Saadawi: Permpuan di Titik Nol.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Nawal El Saadawi selama beberapa dekade dikenal dunia sebagai penulis dan aktivis hak-hak perempuan dari negeri para Firaun, Mesir. Namun pada 21 Meret lalu, dia meninggal pada usia 89 tahun di sebuah rumah sakit di Kairo.

Nawal masyhur sebagai seorang novelis, psikiater, dan penulis dengan lebih dari empat puluh buku fiksi dan non fiksi yang telah ia terbitkan. Novel dan bukunya tentang situasi perempuan dikenal sangat berpengaruh terhadap generasi muda perempuan hingga laki-laki.

Baca Juga

Dilansir dari website miliknya, Nawal juga diketahui harus menghadapi banyak kesulitan dan bahkan bahaya dalam hidupnya karena ide dan tulisannya.  Pad 1972, dia kehilangan pekerjaannya di Kementerian Kesehatan Mesir karena bukunya "Women and Sex" yang diterbitkan dalam bahasa Arab di Kairo pada 1969.  

Dia juga dicekal otoritas politik dan agama Mesir, karena melawan mutilasi Genital (FGM) dan menghubungkan masalah seksual dengan penindasan politik dan ekonomi.  

Pada 1981, dia bahkan dipenjarakan Presiden Sadat yang memerintah saat itu. Namun penjara tidak menyurutkan niatnya dalam menulis dan menulis buku "Memoirs" di atas gulungan kertas toilet dan pensil alis yang diselundupkan ke selnya oleh seorang wanita muda yang dipenjara di bangsal pelacur. Pada 1988 hingga 1993 namanya masuk dalam daftar pembunuhan yang dikeluarkan oleh organisasi politik dan agama di Mesir.

Lembaga Asosiasi Solidaritas Wanita Arab yang didirikannya juga ditutup, hingga majalah Noon yang diterbitkan komunitas tersebut juga ditutup. Drama buatannya, "Tuhan Mengundurkan Diri Saat Pertemuan Puncak" dilarang di Mesir selama November 2006 dan dia menghadapi pengadilan baru di pengadilan Kairo yang diajukan terhadapnya oleh Al Azhar pada Februari 2007. Al Azhar menuduhnya murtad dan bidah karena drama ini.

Meski pernuh kontroversi, Nawal El Saadawi telah dianugerahi beberapa penghargaan sastra nasional dan internasional, seperti penghargaan sastra oleh Asosiasi Persahabatan Prancis-Arab, Paris, Prancis pada 1982, penulis internasional tahun ini pada 2003 dari Cambridge, Inggris, penghargaan sastra dan anggota kehormatan Pan African Writers Association, Ghana, Acra pada 2009 hingga berbagai gelar Doktor dari banyak universitas. 

Karya-karya Nawal telah diterjemahkan ke lebih dari tiga puluh bahasa di seluruh dunia, dan beberapa di antaranya diajarkan di sejumlah universitas di berbagai negara. Dia menulis beberapa novel ternama seperti Memoirs of a Woman Doctor, The Absent One, Two Women in One, Woman at Point Zero, hingga Ganat and the Devil. 

Beberapa karya non fiksinya juga dikenal luas seperti, Women and Sex, Woman is the Origin, Men and Sex, The Naked Face of Arab Women, A New Battle in Arab Women Liberation, Collection of Essays hingga Breaking Down Barriers.  

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement