Selasa 23 Mar 2021 03:17 WIB

Kisruh Vaksin, PM Slovakia Siap Mundur

PM Slovakia Igor Matovic menetapkan sejumlah syarat untuk pengunduran dirinya.

Rep: Febryan A/ Red: Nidia Zuraya
Bendera Slovakia
Bendera Slovakia

REPUBLIKA.CO.ID, PRAHA -- Perdana Menteri (PM) Slovakia, Igor Matovic, menyatakan siap mundur dari jabatannya sebagai solusi meredakan perpecahan pada koalisi empat partai pendukung pemerintah. Perpecahan itu diketahui berawal dari keputusan Matovic untuk mendistribusikan vaksin Covid-19 Sputknik V Rusia tanpa sepengetahuan mitranya.

Kendati siap mundur, Matovic menetapkan sejumlah syarat. Salah satunya adalah menjadikan dirinya menteri di kabinet baru nanti.

Baca Juga

"Jika mitra koalisi memenuhi komitmen yang telah mereka nyatakan secara terbuka, dan itulah yang menjadi dasar tuntutan kami, saya bersedia mundur sebagai ketua Kabinet dan bekerja sebagai salah satu anggotanya," kata Matovic dalam pernyataan persnya sebagaimana dilansir Reuters, Senin (22/3).

Matovic yang merupakan mantan aktivis antikorupsi dan pendiri partai OLANO itu juga menuntut pemimpin partai Kebebasan dan Solidaritas (SaS) sekaligus Menteri Ekonomi Richard Sulik mundur dari kabinet. Syarat lain pengunduran dirinya adalah mengurangi satu kursi kabinet untuk SAS dan mengurangi satu kursi untuk partai lain.

Richard Sulik, seteru utama Matovic dalam perpecahan koalisi ini, sebelumnya menyatakan siap mundur jika Matovic ikut mundur. Namun, setelah mendengar syarat-syarat Matovic, ia tampaknya enggan mengabulkannya.

SaS, partai yang dipimpin Sulik, dalam pernyataannya menolak permintaan untuk mengurangi jatah kursi di kabinet. SaS juga menolak proposal agar Sulik hengkang dari kabinet sedangkan Matovic medapat jatah kursi menteri. Bagi Sas, pernyataan sikap Matovic itu hanya akan membuka ruang negosiasi baru.

Koalisi empat partai Matovic memang baru berusia setahun. Keempat partai pemerintah itu diketahui menang telak dalam pemilu 2020 karena warga Slovakia, yang marah atas pembunuhan jurnalis investigasi, menuntut pembersihan hubungan keruh antara bisnis, politik, polisi, dan peradilan di negara itu.

Seiring dengan berjalannya pemerintahan Matovic, serangkaian investigasi dan penuntutan telah dijalankan untuk mereformasi negara di Eropa timur itu. Namun koalisi partai pemerintah masih saja berselisih.

Perselisihan memuncak ketika menyoal vaksin corona. Slovakia, salah satu negara Eropa yang paling parah terkena virus corona, menerima 200.000 vaksin Sputnik dari 2 juta yang disepakati pada 1 Maret. 

Meski sudah menerima 200.000 dosis vaksin, namun penyuntikan belum dilaksanakan karena vaksin itu masih ditinjau oleh otoritas kesehatan setempat. Slovakia diketahui merupakan negara anggota Uni Eropa kedua setelah Hongaria yang membeli Sputnik, vaksin corona yang belum disetujui oleh regulator obat UE.

Dalam proses pengiriman vaksin itu, ternyata Mitrovic bergerak tanpa sepengetahuan mitra koalisinya. Sulik pun berang dengan menyebut manajemen yang dilakukam Mitrovic "kacau". Perselisihan lantas mengguncang kolisi empat partai itu.

 

sumber : Reuters

Dapat mengunjungi Baitullah merupakan sebuah kebahagiaan bagi setiap Umat Muslim. Dalam satu tahun terakhir, berapa kali Sobat Republika melaksanakan Umroh?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement