Senin 22 Mar 2021 13:31 WIB

WTO: Afrika Perlu Punya Kemampuan Produksi Vaksin

Afrika tertinggal dalam vaksinasi 60 persen dari total populasi.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Teguh Firmansyah
Dalam foto file ini bertanggal 7 Februari 2021, botol vaksin Oxford-AstraZeneca melawan COVID-19 di sebuah rumah sakit di Sofia, Bulgaria. Afrika Selatan pada hari Minggu 7 Februari 2021, telah menangguhkan rencana untuk menyuntik pekerja perawatan kesehatan garis depannya dengan vaksin AstraZeneca setelah uji klinis kecil menunjukkan bahwa itu tidak efektif dalam mencegah penyakit ringan hingga sedang dari varian yang dominan di negara.
Foto: AP/Valentina Petrova
Dalam foto file ini bertanggal 7 Februari 2021, botol vaksin Oxford-AstraZeneca melawan COVID-19 di sebuah rumah sakit di Sofia, Bulgaria. Afrika Selatan pada hari Minggu 7 Februari 2021, telah menangguhkan rencana untuk menyuntik pekerja perawatan kesehatan garis depannya dengan vaksin AstraZeneca setelah uji klinis kecil menunjukkan bahwa itu tidak efektif dalam mencegah penyakit ringan hingga sedang dari varian yang dominan di negara.

REPUBLIKA.CO.ID ABUJA -- Direktur Jenderal Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) Dr Ngozi Okonjo-Iweala mengatakan Afrika perlu membuat "peta jalan" untuk memproduksi vaksin Covid-19 sendiri. Menurutnya, kemampuan itu menjadi keadaan mendesak karena Afrika tertinggal dalam upaya memvaksinasi 60 persen dari populasinya yang mencapai 1,3 miliar jiwa.

Okonjo-Iweala menyadari negara-negara Afrika masih memperoleh sumbangan vaksin dari inisiatif Covax serta donor seperti India, China, dan Rusia. Namun dia berpendapat, ketergantungan itu dapat  menjadi penghalang bagi upaya inokulasi.

Baca Juga

Terkait hal itu, dia menyinggung negara-negara kaya menimbun vaksin dan memprioritaskan populasinya sendiri. Situasi itu tetap berlangsung meskipun terdapat lonjakan kasus dan ditemukannya varian baru Covid-19 di Afrika.

Okonjo -Iweala menilai negara-negara Afrika juga perlu memiliki sistem dan infrastruktur yang tepat guna menentukan jalur regulasi serta etika persetujuan cepat dari calon vaksin. Dia menilai pada tahap perkembangan, Afrika tidak bisa lagi bergantung pada Barat untuk pasokan vaksin.

Okonjo-Iweala memperingatkan, akses ke vaksin berkualitas rendah lebih buruk daripada tidak ada akses sama sekali. Dia mengatakan tujuan produksi lokal harus memastikan kualitas, melindungi pasien, dan menumbuhkan kepercayaan pada keamanan vaksin. "Sangat penting bagi kami untuk memilikinya," katanya mengacu pada keamanan vaksin, dikutip laman All Africa, Senin (22/3).

Menurutnya, tanpa pasokan yang stabil, peluang vaksin palsu dan bermutu buruk untuk masuk ke rantai distribusi dapat meningkat. Hal itu dapat mengurangi kepercayaan terhadap vaksin.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement