Ahad 21 Mar 2021 16:26 WIB

Filipina Bunuh Pemimpin Abu Sayyaf dan Bebaskan Sandera WNI

Empat WNI yang disandera Abu Sayyaf sejak tahun lalu berhasil diselamatkan

Rep: Lintar Satria/ Red: Nur Aini
Juru bicara Abu Sayyaf, Abu Sabaya (kanan) bersama anggota militan di Basilan, Filipina.
Foto: AP Photo/File
Juru bicara Abu Sayyaf, Abu Sabaya (kanan) bersama anggota militan di Basilan, Filipina.

REPUBLIKA.CO.ID, MANILA -- Militer Filipina mengatakan pasukan mereka berhasil membunuh pemimpin kelompok teroris Abu Sayyaf yang kerap menculik dan meminta tebusan. Mereka juga berhasil menyelamatkan empat orang Indonesia yang disandera sejak tahun lalu.

Letnan Jenderal Corleto Vinluan Jr. mengatakan Angkatan Laut Filipina berhasil membunuh Majan Sahidjuan atau Apo Mike yang terluka parah dalam baku tembak Sabtu (20/3) lalu. Baku tembak itu terjadi di selatan Provinsi Tawi-tawi.

Baca Juga

Ia menggambarkan Sahidjuan sebagai otak di balik beberapa penculikan yang dilakukan Abu Sayyaf yang bermarkas di Sulu. Sejak 2014 lalu, Sahidjuan juga terlibat dalam sejumlah pengeboman dan pembajakan untuk kelompok yang bersumpah setia pada ISIS itu.

"Kami senang semua sandera sudah aman dan kami dapat menetralkan 'Apo Mike' yang keji dan dua orang rekannya," kata Vinluan yang menjabat sebagai komandan Komando Militer Mindanao Barat, Ahad (21/3).

Sahidjuan salah satu dari lima anggota milisi Abu Sayyaf yang datang dengan perahu cepat dari Sulu ke Tawi-tawi Kamis (18/3) lalu. Mereka membawa empat orang sandera asal Indonesia.

Perahu mereka terbalik dihantam ombak besar sehingga pasukan Filipina memiliki kesempatan menyelamatkan tiga dari empat sandera yakni Arizal Kasta Miran yang berusia 30 tahun, Arsad Bin Dahlan berusia 41 tahun dan Andi Riswanto, 26 tahun. Pasukan Filipina menemukan sandera keempat Mohd Khairuldin yang baru berusia 15 tahun di desa tempat baku tembak berlangsung.

Empat sandera itu, lima dari warga Indonesia yang diculik Abu Sayyaf di Tambisan, Malaysia pada 17 Januari 2020 lalu. Satu dari lima orang itu tewas saat mencoba melarikan diri. 

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement