Sabtu 20 Mar 2021 21:36 WIB

Tahun Ini 900 SMK akan Ikuti Program Pusat Keunggulan

Dari 14 ribu SMK, ada 900 yang berpartisipasi di Program Pusat Keunggulan

Rep: Haura Hafizhah/ Red: Joko Sadewo
Siswa SMK (ilustrasi)
Foto: Antara/Nyoman Hendra Wibowo
Siswa SMK (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi (Dirjen Diksi) Kemendikbud Wikan Sakarinto mengatakan tahun ini ada 900 Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang dapat berpartisipasi dalam program Pusat Keunggulan. Tujuan adanya program tersebut untuk menyiapkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul dan mengantisipasi bonus demografi di Indonesia.

"Jadi, total ada 14 ribu SMK di Indonesia, tapi tahun ini kami hanya mampu menjadikan 900 SMK yang ikut berpartisipasi dalam program SMK Pusat Keunggulan. Kami tidak bisa memilih semuanya karena keterbatasan anggaran," katanya dalam diskusi yang diadakan secara daring yang bertajuk 'Bincang Pendidikan SMK Pusat Keunggulan Tahun 2021', Sabtu (20/3).

Ia melanjutkan, tidak ada eksklusivitas dalam konsep program SMK Pusat Keunggulan ini. Justru SMK yang terpilih dalam program ini harus melatih SMK lainnya. Sehingga dalam hal ini harus butuh kerja sama yang baik.

"Tidak ada konteks keunggulan seperti sekolah favorit dan unggul sendiri, tidak begitu ya. Tapi karakter unggul itu kami harapkan mereka menjadi SMK yang bisa melatih SMK yang lainnya," kata dia.

Ia menambahkan program ini untuk mendorong seluruh SMK di Indonesia menjadi SMK yang unggul. Bahkan infrastruktur yang diberikan ke SMK Pusat Keunggulan itu boleh dipakai oleh guru SMK lain untuk mengembangkan diri.

"Ya kami juga akan tingkatkan kerja sama dengan Pemerintah Daerah (Pemda) terkait hal ini. Ya tahun ini 900 SMK, untuk tahun depan 500 SMK. Intinya semua target ini harus selesai dan kami butuhkan kerja sama. Tujuannya agar SDM kita itu bisa punya nilai dan unggul," kata dia.

Ia menambahkan terdapat beberapa permasalahan paling mendasar bagi SMK adalah Sumber Daya Manusia (SDM), guru dan kepala sekolah. Maka itu, selain anggaran fisik dan non fisik, ia juga siapkan anggaran untuk mentraining guru dan kepala sekolah.

“Jadi kami juga perkuat eksisting dan future kami, siapkan bersama bersama dengan Dirjen GTK (Guru dan Tenaga Kependidikan),"kata dia.

Ia mengaku telah menyiapkan kebijakan Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL) untuk menarik orang-orang industri menjadi guru SMK. Hal itu dilakukan agar guru dari industri bertambah dan produktif. “Untuk guru normatif yang sudah jadi guru produktif akan melakukan sertifikasi agar kualitasnya meningkat. Seperti sertifikasi kompetensi, training dan magangkan di industri,” kata dia.

Sebelumnya diketahui, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) membuat suatu program khusus untuk pendidikan vokasi yang bernama SMK Pusat Keunggulan. Sebanyak 895 SMK untuk menjadi satuan pendidikan pertama yang mengikuti program tersebut.

Mendikbud Nadiem Makarim menjelaskan, bagi sekolah yang mengikuti program ini akan membantu SMK dalam beberapa aspek. "Pertama dari sisi SDM-nya, pendampingan guru dan kepala sekolah. Pembinaan dari Ditjen Pendidikan Vokasi dan dari universitas. Jadi ada dua mentor yang bisa membantu SMK," kata Nadiem, saat peluncuran Program SMK Pusat Keunggulan, Rabu (17/3).

Selain itu, SMK yang tergabung dalam program ini akan mendapatkan dana hibah untuk penguatan belajar praktik. Dana hibah berfokus untuk meningkatkan alat sarana prasarana pada SMK yang berstandar dengan dunia kerja.

Kemendikbud juga akan memberikan pendampingan terkait manajemen sekolah berbasis data, atau digitalisasi. "Kita menggunakan data dengan platform digital yang akan mendukung manajemen sekolah, guru bisa fokus pada anak-anaknya bukan pada beban administrasi," kata dia lagi.

 

Selanjutnya, Kemendikbud juga telah melakukan kerja sama dengan perguruan tinggi untuk ikut mendampingi SMK dalam meningkatkan pembelajarannya. Nadiem mengatakan, selama ini SMK masih banyak yang kesulitan memperluas kerja sama dengan industri. Sementara, perguruan tinggi dinilai lebih memiliki cakupan hubungan yang luas, termasuk dengan industri dan dunia riset.

Haura Hafizhah

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement