Jumat 19 Mar 2021 14:23 WIB

Pemangkasan Cuti Bersama Bikin Pemudik Berpikir Ulang

Lonjakan kasus Covid-19 terbukti kerap terjadi pada saat libur panjang. 

Rep: Febrianto Adi Saputro/ Red: Agus Yulianto
Anggota Komisi IV DPR RI Rahmad Handoyo.
Foto: dpr
Anggota Komisi IV DPR RI Rahmad Handoyo.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Komisi IX DPR Rahmad Handoyo menilai, kebijakan yang diambil pemerintah terkait mudik Lebaran sudah sangat baik. Apalagi, sebelumnya pemerintah juga sudah memangkas cuti bersama melalui surat keputusan bersama (SKB) tiga menteri.

"Saya kira dengan memangkas cuti bersama itu saudara kita yang akan mudik, yang khususnya dari para pekerja, akan berpikir ulang karena tidak efektif kan libur cuma sehari dua hari pada saat ada satu hari raya banyak yang pulang," kata Rahmad kepada Republika.co.id, Jumat (19/3).

Rahmad juga mengimbau agar aparatur sipil negara (ASN) tidak bepergian ke luar kota pada saat libur panjang. Lonjakan kasus Covid-19 terbukti kerap terjadi pada saat libur panjang. 

"Karena memang kita masih era pandemi meskipun sudah menunjukkan hasil tren relatif landai, tapi kan kita harus waspada," ucap politikus PDI Perjuangan itu.

Selain itu, dia juga mengapresiasi strategi gas-rem yang dilakukan pemerintah dalam rangka penanganan Covid-19. Pemerintah dinilai memahami psikologis masyarakat yang mulai bosan dengan situasi saat ini.

"Meskipun pemerintah tidak melarang, tapi saya selaku parlemen, pertama, nggak perlu pergi ke luar kota kalau memang benar-benar tidak urgen, tidak perlu sekali, ketika nanti mudik Lebaran cukup bersilaturahim dari media sosial itu tidak mengurangi kita suasana Lebaran kita," ungkapnya.

Baca juga : Momen Terindah Manganang Berganti Nama

Dia juga mengimbau, masyarakat tetap menerapkan protokol kesehatan. "Harus menjadi kata kunci kita salah satu yang harus kita lakukan tidak boleh kita tawar dan yang paling penting adalah kita juga menghindarkan kerumunan dan meminimalkan mobilitas yang tidak perlu," ucapnya. 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement