Jumat 19 Mar 2021 00:30 WIB

Filipina Bantah Kematian Perawat Akibat Reaksi Vaksin

Seorang perawat di Filipina dilaporkan meninggal dunia setelah vaksinasi Covid-19.

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Nora Azizah
Seorang perawat di Filipina dilaporkan meninggal dunia setelah vaksinasi Covid-19 (Foto: ilustrasi)
Foto: AP/Eraldo Peres
Seorang perawat di Filipina dilaporkan meninggal dunia setelah vaksinasi Covid-19 (Foto: ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, MANILA -- Seorang perawat Filipina meninggal dunia akibat infeksi Covid-19 dan kematiannya hanya beberapa hari setelah menerima vaksin Sinovac. Namun, pejabat kesehatan mengklarifikasi bahwa perawat tersebut meninggal dunia bukan karena reaksi yang merugikan akibat vaksin.

"Pasien meninggal dunia karena infeksi Covid-19," kata komite pemerintah yang memantau efek vaksin yang merugikan, Rommel Lobo seperti dikutip dari laman The Strait Times, Kamis (18/3).

Baca Juga

Dia menambahkan, perawat ini mungkin terpapar virus dari seseorang yang membawa virus tersebut tetapi tidak menunjukkan gejala apapun. Perawat berusia 47 tahun ini terkonfirmasi positif terinfeksi Covid-19 pada 22 Februari lalu, namun hasil tes kedua negatif hanya dalam kurun waktu sehari kemudian.

Lobo mengatakan, tes pada 22 Februari lalu mungkin mendeteksi sisa virus karena dia sudah terinfeksi virus ini sejak tahun lalu. Kemudian hasil tesnegatif pada 23 Februari lalu dan dinyatakan bersih untuk mendapatkan Vaksin Sinovac pada 4 Maret.

Namun pada 8 Maret, perawat ini kembali terkonfirmasi positif Covid-19 dan dibawa ke rumah sakit pada 10 Maret 2021 dan meninggal dunia pada 13 Maret. Perawat ini meminum obat hipertensi, asma, dan menderita diabetes.

"Vaksin Sinovac ini menggunakan virus yang tidak aktif dan itu tidak menyebabkan infeksi karena virusnya sudah mati. Vaksin hanya akan merangsang sistem kekebalan tubuh untuk mengembangkan respons," ujarnya.

Baca juga : MUI: Sholat Jumat Daring tidak Sah

Sementara itu juru bicara Kementerian Kesehatan Filipina, Beverly Ho, mengatakan, tidak ada alasan untuk menangguhkan program vaksinasi. Pihaknya tengah melakukan karena vaksin itu bukan yang menyebabkan kematian pekerja kesehatan Filipina. Otoritas Filipina berharap pengiriman 1,4 juta dosis lain Vaksin Sinovac dan sejuta dosis dari AstraZeneca pada Maret dan April.

Kementerian Kesehatan melaporkan pada Kamis bahwa dari 240 ribu yang divaksin, hanya 7.469 yang menunjukkan reaksi merugikan. Mereka merasakan sakit, kedinginan, ketidaknyamanan dada, kelelahan, sakit kepala, dan pusing.

Saat ini Filipina tengah bergulat dengan lonjakan kasus infeksi Covid-19 yang mengkhawatirkan, sebagian diantaranya disebabkan oleh empat varian baru Covid-19. Para peneliti dari University Octa Research Group yang berbasis di Filipina mengatakan bahwa ibu kota Manila yang melihat adanya lonjakan infeksi yang serius.

Mereka menyebutkan rata-rata kasus per hari di Manila meningkat hampir dua kali lipat menjadi 2.231 dan memprediksi wilayah tersebut dapat terjadi 11.000 infeksi di akhir bulan. Filipina mencatat mengalami 635 ribu kasus dan hampir 13 ribu kematian, terburuk kedua setelah Indonesia di Asia Tenggara. N Rr Laeny Sulistyawati

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement