Kamis 18 Mar 2021 20:13 WIB

Inilah Pelajaran Berharga Setahun Covid-19 di Tanah Air

Terdapat empat poin pembelajaran penting yang dapat dipetik pelaku bisnis

Pandemi Covid-19 telah merubah banyak budaya yang berlaku di masyarakat yang membawa ke era gaya hidup baru yang lebih bersih dan peduli.
Foto: istimewa
Pandemi Covid-19 telah merubah banyak budaya yang berlaku di masyarakat yang membawa ke era gaya hidup baru yang lebih bersih dan peduli.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Setahun sudah usia kehadiran Covid-19 di Indonesia, setelah diumumkan temuan pertama pada 2 Maret 2020 oleh Presiden Jokowi. Bahkan hingga setelah lewat 12 bulan, Covid-19 telah meminta korban jiwa 38 ribu lebih penduduk Indonesia.  Covid-19 telah secara tragis memaksa seluruh komponen penduduk dunia, termasuk masyarakat bisnis untuk berkompromi dengannya. Bagi pelaku bisnis ada banyak hikmah yang bisa diambil sebagai pelajaran berharga. 

"Secara umum, terdapat empat poin pembelajaran penting yang dapat dipetik pelaku bisnis," kata Apung Sumengkar, CEO Daya Qarsa, perusahaan konsultan yang berfokus pada transformasi bisnis holistik, dalam keterangannya Rabu (17/03). Menurutnya, ada empat poin pembelajaran elemen 4-P, yakni  proposition, people, process, dan promotion.

Pada elemen pertama Proposition yang bermakna believe in the value of what you offer, embrace innovation, be agile and be adaptive to the market. Untuk memperkuat dan memperjelas value proposition, penting bagi organisasi bisnis untuk menyesuaikan diri dengan distorsi yang mempengaruhi perilaku dan permintaan pasar. “Singkatnya, bersikaplah agile dan adaptif sesegera mungkin demi keberlangsungan bisnis. Pelanggan berhenti mendatangi restoran, genjot layanan antar,"katanya. 

Jasa harus kontak langsung dengan pelanggan. Terapkan protokol kesehatan dengan ketat seperti yang dikampanyekan oleh jasa ojek dan taksi online. Lantas dalam people and relationship pancangkan prinsip, trust is the key, networking is the real asset. Dalam hal ini, pandemi dapat menyebabkan gangguan pada karyawan yang dapat berdampak pada produktivitasnya. Secara umum, gangguan pada  karyawan terdiri dari kekhawatiran (anxiety), distraksi dalam kerja (work distractions), dan kekhawatiran finansial (financial conerns). “Membangun rasa empati, transparansi, dan komunikasi dengan karyawan sangat penting untuk dilakukan oleh organisasi karena “one size does not fit all”. Solusi yang diterapkan oleh organisasi dalam menjaga keamanan pekerjanya dapat berbeda dengan solusi yang diterapkan pada organisasi lain,” papar Apung. 

Penerapan aspek ini misalnya, pengelola bisnis harus lekas menyadari  pola activities atau work from home (WFH), bagi sebagian orang adalah impian yang jadi nyata, namun untuk lainnya layaknya beban tak berujung. Memang, tidak semua karyawan cocok dengan pola WFH atau remote working  dengan beragam alasan. 

Selanjutnya dalam aspek process, act with speed, agility and security. Bertindaklah dengan cepat, gesit namun tanpa melupakan keamanan dan keselamatan pekerja maupun kelangsungan bisnis. Contohnya, dari segi struktur organisasi dan komunikasi, penting untuk mempercepat alur persebaran informasi agar organisasi senantiasa sigap dalam merespon, mengambil tindakan, mengeksekusi, dan melakukan iterasi. “Dari segi finansial, penting untuk mengutamakan likuiditas dan meminimalisir cash burn. Dari segi infrastruktur, kami belajar untuk memanfaatkan penggunaan teknologi untuk mengoptimalkan proses bisnis,” urainya. 

Jika ada yang mengatakan sia—sia berpromosi di masa pandemi, abaikan. Tidak ada waktu yang tidak tepat untuk berpormosi. Sudah bertebaran di dunia maya tentang keberhasilan orang maupun organisasi dalam menangkap peluang di masa pandemi ini. Kuncinya, di promosi. Pastikan berbagai aktivitas maupun medium promosi sudah berbasis online atau daring sehingga semua dilakukan dengan serba cepat, dan mudah. 

Lantas bagaimana, agar keempat elemen 4-P proposition, people, process, dan promotion tersebut dapat terus dijalankan secara berkesinambungan seraya terus ditingkatkan kualitasnya. Kuncinya adalah komunikasi terus menerus kepada seluruh lapisan organisasi yang memungkinkan terciptanya koordinasi dan evaluasi secara kontinyu. “Tanpa komunikasi yang baik dan tertata, bisa dipastikan implementasi keempat elemen 4-P tersebut akan menjadi berantakan lantaran berjalan tanpa koordinasi dan kesamaan tekad dari seluruh pelakunya,” tutur Apung. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement