Kamis 18 Mar 2021 19:15 WIB

Tren Belanja Pakaian Muslim Diprediksi Meningkat Hingga 2024

Pandemi menyebabkan penjualan produk pakaian muslim terdampak 2,9 persen.

Calon pembeli memilih pakaian muslim saat berbelanja di salah satu toko di Pasar Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Pandemi Covid-19 telah membuat nilai belanja produk busana muslim cukup terdampak dan mengalami penurunan besar 2,9 persen.
Foto: Antara/Yulius Satria Wijaya
Calon pembeli memilih pakaian muslim saat berbelanja di salah satu toko di Pasar Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Pandemi Covid-19 telah membuat nilai belanja produk busana muslim cukup terdampak dan mengalami penurunan besar 2,9 persen.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koperasi dan UKM Republik Indonesia, Teten Masduki, memprediksi belanja pakaian muslim akan terus meningkat hingga 2024. Bahkan angka penjualan belanja pakaian muslim bisa mencapai Rp 4,5 triliun.

Berdasarkan data State of Global Islamic Economy Report 2020/2021, pandemi Covid-19 telah membuat nilai belanja produk busana muslim cukup terdampak dan mengalami penurunan besar 2,9 persen. Yaitu menjadi 268 miliar dolar Amerika atau senilai Rp 3,9 triliun.

Baca Juga

"Namun angka ini diprediksi pulih tahun 2021 dan terus tumbuh hingga 2024 dan diprediksi mencapai 311 miliar dolar Amerika atau Rp 4,5 triliun. Saya kira ini menjadi undangan untuk kita semua agar dapat mengoptimalkan tren baik ini," ujar Teten, dalam pembukaan "Muslim Fashion Festival 2021" pada Kamis (18/3).

Fesyen muslim atau modest fashion merupakan salah satu keunggulan dari Indonesia. Berdasarkan data Global Ecomonic Indicators, penjualan busana muslim Indonesia memiliki poin sebesar 34,26 mengungguli rata-rata global.

"Artinya Indonesia saat ini berpotensi menjadi pemimpin kelas ini (busana muslim) ini tentunya tidak lepas dari kontribusi Indonesia Fashion Chamber dan seluruh perancang, pengusaha serta stakeholder mode di seluruh Indonesia," kata Teten.

Teten mengatakan pemerintah akan terus mendukung dan mendorong para pelaku industri fesyen muslim untuk mengembangkan bisnisnya ke dunia internasional dan membawa festival busana muslim agar lebih dikenal dunia. Hal ini sesuai dengan pencanangan Wakil Presiden RI, K.H. Ma'ruf Amin bahwa Indonesia harus menjadi produsen produk halal terbesar di dunia.

Teten berharap agar para pelaku industri kreatif bisa mempresentasikan karyanya dengan baik dan dapat mengembangkan sisi bisnis serta penjualannya. Selain itu, Teten juga mengajak pelaku dan konsumen untuk lebih mempunyai tanggung jawab melalui konsep berkelanjutan dan kecintaan pada produk lokal.

"Untuk menjadi pusat mode muslim dunia kita perlu melakukan promosi terpadu, bukan hanya di dalam negeri tapi di luar negeri sehingga positioning Indonesia sebagai pusat mode muslim dunia diakui," kata Teten.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement