Kamis 18 Mar 2021 13:39 WIB

Bulog Mulai Datangkan Daging Kerbau India 22,7 Ribu Ton

Kontrak pengadaan pertama daging kerbau untuk kedatangan periode Maret-Juni 2021.

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Friska Yolandha
Pedagang menimbang daging yang dijual di Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Sabtu (13/2). Perum Bulog mulai merealisasikan penugasan pemerintah untuk mengimpor daging kerbau beku dari India.
Foto: ANTARA/Sigid Kurniawan
Pedagang menimbang daging yang dijual di Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Sabtu (13/2). Perum Bulog mulai merealisasikan penugasan pemerintah untuk mengimpor daging kerbau beku dari India.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perum Bulog mulai merealisasikan penugasan pemerintah untuk mengimpor daging kerbau beku dari India. Kontrak pertama telah dilakukan untuk volume 22.176 ribu ton dari total penugasan tahun 2021 sebanyak 80 ribu ton.

Sekretaris Perusahaan Bulog, Awaluddin Iqbal, mengatakan, kontrak pengadaan pertama itu untuk kedatangan periode Maret-Juni 2021. Ia menekankan, kebijakan impor tersebut digunakan untuk stabilisasi harga. Terlebih bulan Ramadhan dan Lebaran akan tiba di mana permintaan daging sapi/kerbau mengalami kenaikan.

"Untuk stabilisasi harga maka diperlukan tambahan pasokan melalui impor," kata kepada Republika.co.id, Kamis (18/3).

Ia mengatakan, kedatangan daging kerbau beku khusus bulan Maret 2021 sebanyak 2.772 ton. Sisanya, akan datang pada bulan-bulan selanjutnya hingga Juni mendatang. "Untuk bulan Maret sebagian sudah masuk," kata dia.

Seperti diketahui, pemerintah mengalokasikan impor daging kerbau beku sebanyak 100 ribu ton tahun ini. Impor daging kerbau dibuka untuk membantu pemenuhan kebutuhan daging sapi yang belum dapat dipenuhi dari produksi dalam negeri. Adapun harga jual daging kerbau impor dipatok Rp 80 ribu per kilogram.

Bulog mendapatkan jatah 80 ribu ton. Sisanya, 20 ribu ton ditugaskan kepada BUMN Klaster Pangan, PT Berdikari (Persero). Namun, Berdikari hingga saat ini belum menjelaskan realisais penugasan tersebut.

Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, dalam rapat kerja bersama Komisi IV DPR, Kamis (18/3), mengatakan, hingga Juni 2021, harga daging sapi khususnya akan mengalami sedikit peningkatan. Diperkriakan pada pekan kedua Mei 2021, harga daging sapi di tingkat konsumen akan mencapai Rp 121.678 per kg.

Penurunan harga diprediksi mulai terjadi pada akhir Juni 2021. "Peningkatan harga daging sapi dikarenakan terjadi defisit dari bulan Januari-Maret dan terjadi peningkatan kebutuhan di bulan April dan Mei karena puasa dan Idul Fitri," katanya.

Syahrul menjelaskan, perkiraan produksi daging sapi/kerbau dalam negeri periode Januari-Mei 2021 sebanyak 120.350 ton adapun sisa stok 2020 sebanyak 34.222 ton. Pemerintah juga akan melakukan impor pada periode tersebut untuk daging kerbau dan sapi yang jumlah totalnya mencapai 111.296 ribu ton. Jika dikalkulasikan total persediaan daging sapi/kerbau sebanyak 265.868 ton.

Adapun total kebutuhan pada Januari-Mei sebanyak 280.140 ton sehingga terdapat defisit sebesar 14.272 ton.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement