Kamis 18 Mar 2021 13:27 WIB

Suku Bunga Hampir Nol The Fed Kemungkinan Hingga 2023

The Fed memperkirakan akan ada kenaikan inflasi tahun ini meski kecil.

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Nidia Zuraya
The Fed/Ilustrasi
Foto: ABC News
The Fed/Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Bank Sentral Amerika Serikat, Federal Reserve (The Fed) mempertahankan suku bunganya yang hampir nol. Gubernur The Fed, Jerome Powell mengatakan, tren suku bunga near-zero ini setidaknya akan bertahan hingga tahun 2023 sambil melihat tren perbaikan outlook ekonomi AS dan pengendalian inflasi di pasar keuangan.

"Komite cenderung tidak menaikan suku bunga selama periode tersebut," katanya pada konferensi pers Rabu, seperti dilansir Bloomberg, Kamis (18/3).

Baca Juga

Konferensi pers tersebut diselenggarakan setelah pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC). Tujuh dari 18 pejabat memprediksi suku bunga lebih tinggi di akhir 2023. Sebagian besar mulai melihat adanya peluang untuk mengurangi kebijakan moneter longgar di waktu-waktu tersebut.

Dalam pernyataannya, FOMC menyatakan indikator aktivitas ekonomi dan ketenagakerjaan telah berangsur meningkat. Meski sektor yang terdampak langsung oleh pandemi masih memperlihatkan pelemahan. Inflasi terus berjalan di bawah dua persen.

The Fed memperkirakan, akan ada kenaikan inflasi tahun ini meski kecil. Sejumlah pejabat memproyeksikan tahun ini akan tetap melambat di level dua persen dan naik hingga 2,4 persen pada 2021. Kecuali inflasi di sektor makanan dan energi yang diperkirakan naik hingga 2,2 persen tahun ini dan turun jadi dua persen pada 2022.

"Pemulihan ekonomi masih belum stabil dan jauh dari sempurna," kata Powell.

Keputusan The Fed disambut bahagia Wall Street yang ditutup di zona hijau. S&P 500 ditutup naik 32 poin atau 0,8 persen. Yield obligasi AS 10 tahun turun dari 1,66 persen menjadi 1,64 persen.

The Fed juga memprediksi pertumbuhan ekonomi tahun ini mencapai 6,5 persen dengan tingkat pengangguran turun dari 6,2 persen menjadi 4,5 persen di akhir 2021. Fed meyakini inflasi di angka 2,1 persen di tahun 2023.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement