Kamis 18 Mar 2021 13:15 WIB

Fikom Unisba Gelar Pelatihan Keprotokoleran Islami

Aturan keprotokoleran ini menjadi standar dalam penanganan acara resmi pesantren.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Agus Yulianto
Ketua pelaksana kegiatan M.E Fuady, S.Sos., M.Si, 
Foto: Dok. Fikom Unisba
Ketua pelaksana kegiatan M.E Fuady, S.Sos., M.Si, 

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Dalam rangka Milad ke-38, Fakultas Ilmu Komunikasi (Fikom) Unisba menyelenggarakan 'Pelatihan Keprotokoleran dan Table Manner Islami' pada Ahad sampai Selasa (14-16/3) di Pondok Pesantren Baitul Hidayah, Bandung. Pelatihan ini diikutin pengurus Pondok Pesantren dan ustadz/ustadzah di Kota Bandung.

Menurut Ketua pelaksana kegiatan M.E Fuady, S.Sos., M.Si, program pelatihan ini dilaksanakan dalam rangka mengembangkan keterampilan pengurus pesantren dan para ustadz/ustadzah.

Pada dasarnya, kata dia, kegiatan resmi lembaga manapun, termasuk pesantren akan menerapkan aturan keprotokoleran. 

"Pesantren terbiasa dikunjungi para pejabat negara, pemerintah, atau tamu dari Timur Tengah. Aturan keprotokoleran ini menjadi standar dalam penanganan acara resmi pesantren," ujar dosen Fikom Unisba, Rabu  (18/3).

Fuad menjelaskan, pengurus pesantren, ustadz dan ustadzah juga dibekali materi table manner. Ini karena, mereka banyak terlibat dalam kegiatan lembaga, di antaranya bisa berupa jamuan resmi. 

“Bila para ustadz berceramah dalam kegiatan resmi dan menghadapi table manner, mereka sudah paham penggunaan alat makan yang digunakan," kata Fuad

Pelatihan ini, kata dia, tidak hanya memaparkan bagaimana sopan santun atau manner dalam jamuan resmi. Namun, juga mengenalkan kekhasan table manner di beberapa negara yang bermanfaat bila mereka menimba ilmu di sana.  

"Para peserta dari pesantren juga memahami bahwa Islam sebenarnya memiliki aturan jamuan yang diajarkan nabi," kata Fuad. 

Fuad mengatakan, tidak perlu khawatir menyantap hidangan dengan memindahkan alat makan dari tangan  kiri ke tangan kanan karena nabi mengajarkan kita makan dengan tangan kanan. 

Selain itu, kata dia, makan sambil duduk, tidak bersandar, mengambil makanan yang dekat, tidak meniup makanan atau minuman, tidak mencela makanan, mengunyah hingga lembut, halalan dan thoyyiban, semua itu adalah bagian dari adab jamuan dalam agama. 

"Jadi tidak berlebihan jika paduan aturan jamuan internasional dengan aspek keislaman ini kita sebut sebagai Table Manner Islami”, katanya.

Pimpinan Pondok Pesantren Baitul Hidayah, KH. Iwan Shofyan Andi, M.Si menyambut baik kerja sama mereka dengan Fikom Unisba. Karena, para ustadz dan ustadzah ini dapat menerapkan pengalaman praktek protokoler dan table manner di manapun, juga saat mereka kelak melanjutkan sekolah ke luar negeri.

"Seperti di Timur Tengah, sebagai mahasiswa di sana, juga dalam kegiatan resmi di kedutaan setempat bila mereka dilibatkan”, katanya.

Kegiatan Fikom Unisba sebagai rangkaian acara miladnya tersebut mengikuti aturan protokol kesehatan. Peserta dibatasi hanya 27 orang saja, menjaga jarak, menggunakan masker, dan menghindari interaksi fisik. Materi pelatihan menitikberatkan pada studi kasus, praktek keprotokoleran, dan table manner agar peserta terampil menerapkannya. 

Materi pelatihan yang disampaikan yaitu (1) Keprotokoleran dan Perspektif Islam (Teori dan Praktik) (2) Seating Arrangement (Teori dan Praktik) (3) Management Event dan Standar Proses Penanganan Event (4) Table Manner (Teori dan Praktik). 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement