Kamis 18 Mar 2021 12:41 WIB

Kerusakan 37 Titik Tanggul di Citarum Parah

37 titik kerusakan itu diakibatkan debit air Sungai Citarum tinggi saat musim hujan.

Foto udara pemukiman warga yang terdampak jebolnya tanggul Sungai Citarum di Desa Sumber Urip, Pebayuran, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Selasa (23/2/2021).  Sejumlah rumah di daerah itu mengalami kerusakan ringan hingga hancur akibat diterjang arus yang disebabkan jebolnya tanggul Sungai Citarum pada Minggu (21/2) dini hari.
Foto: Hafidz Mubarak A/ANTARA
Foto udara pemukiman warga yang terdampak jebolnya tanggul Sungai Citarum di Desa Sumber Urip, Pebayuran, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Selasa (23/2/2021). Sejumlah rumah di daerah itu mengalami kerusakan ringan hingga hancur akibat diterjang arus yang disebabkan jebolnya tanggul Sungai Citarum pada Minggu (21/2) dini hari.

REPUBLIKA.CO.ID, CIKARANG -- Pemerintah diminta memperbaiki 37 titik tanggul rusak di Daerah Aliran Sungai Citarum yang tersebar di delapan desa wilayah Kecamatan Pebayuran, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat. Karena tingkat kerusakan yang sudah cukup parah.

"Kondisi kerusakannya cukup parah hingga perlu segera dilakukan perbaikan. Kami berharap pemerintah mau memperbaiki," kata Camat Pebayuran Hanief Zulkifli.

Hanief mengatakan puluhan titik tanggul yang rusak tersebut diakibatkan tingginya debit air terutama saat musim penghujan tiba. Sementara lokasi titik tanggul rusak tersebar di delapan desa antara lain Desa Sumberurip, Bantarjaya, Karangharja, Sumberreja, Sumbersari, Karanghaur, Kertasari, dan Desa Kertajaya.

Hanief juga menyebut tingkat kerusakan tanggul bervariasi mulai sepanjang satu meter hingga 20 meter di Desa Sumberurip. Sejauh ini pihaknya juga telah melaporkan semua titik kerusakan itu kepada Balai Besar Wilayah Sungai Citarum (BBWSC) Kementerian PUPR.

"Jadi 37 titik kerusakan itu diakibatkan debit air Sungai Citarum tinggi saat musim hujan tahun 2020 dan 2021," katanya.

Hanief berharap pemerintah melakukan perbaikan secara permanen sebab kondisi tanggul-tanggul itu sudah relatif kritis sehingga diperlukan penanganan segera.

"Harus menyeluruh, karena khawatir jika tidak segera diperbaiki saat musim hujan bakal jebol. Jadi yang kritis kondisinya bukan di Desa Sumberurip saja tapi seluruh titik itu, ya mudah-mudahan tahun ini terealisasi," kata dia.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement