Rabu 17 Mar 2021 22:52 WIB

Menkop Tegaskan Program PEN KUMKM akan Dilanjutkan

Menkop menyebut Program PEN KUMKM akan dibuat menjadi dua klaster

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki menegaskan, program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) khususnya pembiayaan bagi Koperasi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (KUMKM) tahun ini masih akan dilanjutkan oleh pemerintah. Ia menyebutkan, program PEN KUMKM terdiri dari dua klaster.
Foto: Antara/Aditya Pradana Putra
Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki menegaskan, program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) khususnya pembiayaan bagi Koperasi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (KUMKM) tahun ini masih akan dilanjutkan oleh pemerintah. Ia menyebutkan, program PEN KUMKM terdiri dari dua klaster.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) Teten Masduki menegaskan, program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) khususnya pembiayaan bagi Koperasi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (KUMKM) tahun ini masih akan dilanjutkan oleh pemerintah. Ia menyebutkan, program PEN KUMKM terdiri dari dua klaster. 

Klaster pertama, bagi usaha mikro yang unbankable, Banpres Produktif Usaha Mikro (BPUM). “Insya Allah segera akan digulirkan oleh Presiden,” ujar Teten saat menjadi keynote speaker dalam acara Graduation Banking Editors Masterclass yang digelar secara virtual, Rabu (17/3). 

Kedua, lanjutnya, PEN bagi kelompok usaha yang sudah bankable dan telah mendapatkan Kredit Usaha Rakyat (KUR). Berupa fasilitas subsidi bunga KUR dan pembiayaan modal kerja koperasi melalui Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (LPDB-KUMKM). 

“Pemerintah terus mematangkan alternatif pembiayaan untuk UMKM dan Koperasi yang murah, mudah, dan cepat agar UMKM cepat naik kelas,” ujar Teten. Ia mengakui, pandemi memberikan dampak sangat besar bagi UMKM. 

Menurut data Siap Bersama UKM, dampak pandemi terhadap UMKM di antaranta Kesulitan Pemasaran dengan persentase 22,9 persen, lalu Distribusi Terhambat 20,01 persen, Kesulitan Permodalan 19,39 persen, dan Bahan Baku 18,87 persen. “Sebesar 98 persen UMKM mengalami penurunan penjualan serta 50,5 persen UMKM mengurangi karyawannya,” jelas dia mengutip data SMRC pada 2020.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement