Rabu 17 Mar 2021 21:06 WIB

Riset Sebut Ternyata Planet Mars Menyimpan Air Berlimpah

Air di Mars mungin bersembunyi di permukaan, bukan menguap ke angkasa.

Rep: Haura Hafizhah/ Red: Dwi Murdaningsih
Mars
Mars

IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Para ilmuwan masih sangat penasaran dengan planet Mars. Planet tetangga Bumi ini memang menyimpan banyak sekali misteri.

Terbaru, para Ilmuwan mengatakan  terdapat sejumlah besar air di planet Mars. Air dakam jumlah banyak ini saat ini mungkin telah terkubur di bawah permukaannya, alih-alih menguap ke luar angkasa. Namun, ilmuwan masih meneliti kemana dan bagaimana air ini ada di planet Mars.

Dilansir dari the verge pada Rabu (17/3), melalui pemodelan dan data dari probe Mars, penjelajah meteorit, para peneliti di California menemukan bahwa sekitar luasan antara 30 hingga 99 persen dari jumlah air paling awal di planet mars bisa lenyap dari permukaan melalui proses geologi.  Hal ini disebut hidrasi kerak dimana air terkunci di bebatuan planet Mars.

"Salah satu hal yang disadari tim kami di awal penelitian ini adalah kami perlu memperhatikan bukti dari 10 hingga 15 tahun terakhir eksplorasi Mars dalam kaitannya dengan apa yang terjadi dengan penemuan kami tentang kerak Mars dan khususnya  sifat air di kerak Mars, ”kata Rekan Penulis Studi dan Profesor Ilmu Geologi dan planet di Caltech, California Bethany Ehlmann.

Dia menjelaskan air dapat memecah batuan melalui proses yang disebut pelapukan kimiawi yang terkadang menyebabkan mineral terhidrasi.  Mineral terhidrasi mengambil dan menyimpan air dan menguncinya. 

Misalnya, gipsum, mineral yang larut dalam air yang ditemukan secara alami di Mars dapat membuat airnya tetap terperangkap kecuali dipanaskan pada suhu yang lebih tinggi dari 212 derajat Fahrenheit.

Bukti air masa lalu di Mars tertulis di seluruh permukaannya yang berbatu, tempat dasar danau yang mengering dan formasi batuan menggambarkan dunia yang dibentuk oleh cairan lebih dari 3 miliar tahun yang lalu.  Selama bertahun-tahun, para ilmuwan mengira air ini sebagian besar telah lolos ke luar angkasa, meninggalkan planet ini dalam kondisi sekarang sangat kering.

Tapi itu butuh waktu dan laju di mana air bisa lolos dari atmosfer, dipasangkan dengan perkiraan jumlah air yang pernah ada di permukaan Mars tidak sejalan dengan pengamatan modern terhadap planet ini.  

"Jika hal itu bertahan selama 4 miliar tahun terakhir, itu hanya dapat menyebabkan hilangnya sebagian kecil air,” kata salah satu rekan penulis studi Renyu Hu.

Studi tersebut menemukan kalau sebagian besar kehilangan air terjadi selama periode Noachian Mars antara 3,7 miliar hingga 4,1 miliar tahun yang lalu.  Selama waktu itu, air di Mars bisa saja berinteraksi dan menyatu dengan mineral di kerak planet selain keluar dari atmosfer planet mengunci air sebanyak kira-kira setengah dari Samudra Atlantik.

Bulan lalu, NASA mendaratkan penjelajah Perseverance di Mars 'Jezero Crater, situs dasar danau kering yang tanahnya mungkin menyimpan bukti paling murni dari mineral terhidrasi dan fosil kehidupan mikroba. Perseverance akan mengambil sampel tanah kecil dan menyebarkannya ke seluruh permukaan kawah untuk diambil kembali oleh penjelajah di masa depan. Studi ini diterbitkan dalam jurnal Science.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement