Rabu 17 Mar 2021 18:40 WIB

Menkes Sebut Cakupan Imunisasi Turun di Tengah Pandemi

Menkes menyebut penurunan cakupan imunisasi di puskesmas cukup mengkhawatirkan.

Seorang perawat memakai peralatan medis pelindung saat dia memberikan vaksin imunisasi kepada balita. Ilustrasi
Foto: EPA-EFE/HOTLI SIMANJUNTAK
Seorang perawat memakai peralatan medis pelindung saat dia memberikan vaksin imunisasi kepada balita. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan kegiatan pusat kesehatan masyarakat (puskesmas) mengalami penurunan dalam cakupan pelaksanaan imunisasi di tengah masa pandemi Covid-19. Padahal imunisasi menurutnya menentukan kesehatan anak-anak di masa mendatang.

"56,9 persen puskesmas juga mengalami penurunan cakupan imunisasi yang terus terang juga cukup mengkhawatirkan terutama karena imunisasi ini akan sangat menentukan kesehatan dari anak-anak kita di masa akan datang," kata Menkes Budi dalam Rapat Kerja Dengan Komisi IX DPR RI, Jakarta, Rabu (17/3).

Menkes menuturkan di masa pandemi, juga terjadi penurunan cukup drastis dari kunjungan layanan ke fasilitas kesehatan terutama ke fasilitas kesehatan primer atau tingkat pertama. Menkes juga menuturkan 83,6 persen puskesmas mengalami penurunan kunjungan pasien.

"Kami juga mengamati bahwa 43 persen puskesmas meniadakan pelayanan posyandu karena memang kekhawatiran tertular terkait pandemi," tuturnya.

Sebanyak 68,7 persen puskesmas melakukan kunjungan rumah balita stunting. Kemudian, 69,4 persen puskesmas melaksanakan kunjungan rumah ibu hamil.

"Jadi berkurang sekitar 31,3 persen melakukan kunjungan rumah balita stunting. Kemudian juga terjadi penurunan sekitar 30 persen puskesmas melakukan kunjungan rumah ibu hamil," tutur Menkes.

Itu menunjukkan pandemi Covid-19 sangat berdampak pada layanan kesehatan terutama di fasilitas kesehatan tingkat pertama. Pemerintah melakukan respons terhadap kebijakan untuk bisa memastikan bahwa walaupun ada keterbatasan-keterbatasan, tapi layanan kesehatan tetap berjalan optimal di masa pandemi.

Secara garis besar, respons tersebut yakni diperlukan adanya protokol kesehatan baru agar layanan kesehatan dasar bisa tetap diberikan di masa pandemi tapi dengan protokol kesehatan baru yang membuat baik yang dilayani maupun yang melayani merasa nyaman untuk memberikan layanan kesehatan tersebut.

Kemudian, dilakukan optimalisasi layanan kesehatan dan kapasitas tenaga kesehatan karena adanya tambahan beban aktivitas di puskesmas selama pandemi terkait pengujian (testing) dan pelacakan kontak (tracing) untuk menemukan kasus Covid-19. Pemerintah memastikan ketersediaan obat-obatan, peralatan dan suplai esensial seperti alat pelindung diri, masker dan sarung tangan dalam menjaga kualitas layanan esensial kesehatan di puskesmas.

"Kita juga mencoba memanfaatkan semaksimal mungkin platform digital dalam melanjutkan layanan kesehatan esensial di puskesmas," tutur Menkes Budi.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement