Rabu 17 Mar 2021 17:32 WIB

Jaga Kesehatan, Sekolah di Indramayu Masih Terapkan Daring

Pembelajaran daring yang sudah berlangsung selama setahun banyak dikeluhkan.

Rep: lilis sri handayani/ Red: Hiru Muhammad
Sejumlah siswi baru mengikuti pembukaan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) di SMA Negeri 2 Indramayu, Jawa Barat, Senin (13/7/2020). Masa MPLS di sekolah tersebut dilakukan dua tahap,  yakni tahap pertama pembekalan serta pembagian kelas di sekolah dengan mengedepankan protokol kesehatan COVID-19 dan tahap kedua dilakukan secara daring selama tiga hari ke depan.
Foto: ANTARA/Dedhez Anggara
Sejumlah siswi baru mengikuti pembukaan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) di SMA Negeri 2 Indramayu, Jawa Barat, Senin (13/7/2020). Masa MPLS di sekolah tersebut dilakukan dua tahap, yakni tahap pertama pembekalan serta pembagian kelas di sekolah dengan mengedepankan protokol kesehatan COVID-19 dan tahap kedua dilakukan secara daring selama tiga hari ke depan.

REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU--Dinas Pendidikan Kabupaten Indramayu hingga kini masih menerapkan pembelajaran daring bagi para siswa. Faktor kesehatan bagi siswa dan guru, menjadi pertimbangan utamanya.

Plt Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Indramayu, Caridin, mengakui, pembelajaran daring yang sudah berlangsung selama setahun banyak dikeluhkan. Terutama oleh para orang tua maupun siswa. "Namun berdasarkan kesepakatan dengan Satgas Penanganan Covid-19 Kabupaten Indramayu, untuk sementara ini Indramayu masih menerapkan pembelajaran jarak jauh (PJJ) atau online," ujar Caridin, Rabu (17/3). 

Caridin menungkapkan, saat ini para siswa sedang menghadapi penilaian tengah semester (PTS). Seperti halnya pembelajaran, PTS pun dilakukan secara daring. Namun di sejumlah sekolah yang mengalami kendala, PTS dilakukan secara luring. Yakni, siswa datang ke sekolah untuk mengambil soal-soal PTS, lalu mengerjakannya di rumah masing-masing. Jawaban dari soal-soal itu kemudian diserahkan kembali ke sekolah untuk dinilai.

Caridin mengatakan, pihaknya belum menentukan waktu pelaksanaan pembelajaran tatap muka. Dia menyatakan, akan melihat perkembangan di lapangan terlebih dulu dan terus berkoordinasi dengan Satgas Penanganan Covid-19 Kabupaten Indramayu.

Seperti diberitakan sebelumnya, kendala dalam pelaksanaan PJJ salah satunya dialami oleh pelajar di SMP Negeri 1 Gabuswetan, Nurul Hidayah. Pasalnya, pelajar tersebut tidak memiliki ponsel.

Kedua orang tua Nurul bekerja sebagai petani. Di keluarganya, hanya ada satu buah handphone yang dipakai bersama-sama. Namun, handphone itu dibawa oleh kakaknya yang bersekolah di sekolah menengah kejuruan (SMK) dan sedang mengikuti kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL).

Akibatnya, Nurul sama sekali tidak bisa menggunakan handphone. Padahal, pekan ini dirinya harus mengikuti kegiatan Penilaian Tengah Semester (PTS) secara daring.Untuk mengatasi kondisi itu, Didno selaku wali kelasnya mendatangi rumah Nurul. Dia pun meminjamkan handphone miliknya agar Nurul bisa mengerjakan soal PTS secara daring. "Karena tidak ada handphone, anak ini (Nurul Hidayah) setiap hari tidak pernah mengerjakan tugas maupun soal ulangan online," kata Didno.

Didno pun menawarkan kepada Nurul Hidayah agar datang ke sekolah. Pasalnya, setiap hari ada guru piket dan guru mata pelajaran yang datang ke sekolah dan mengajar secara daring. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement