Rabu 17 Mar 2021 14:37 WIB

Ini Pesan Anies pada Pengurus DMI Jakarta 2020-2025

Kepengurusan DMI harus menempatkan lingkungan hidup sebagai masalah penting.

Rep: Flori Sidebang/ Red: Agus Yulianto
Ketua Dewan Masjid Indonesia (DMI) Jusuf Kalla.
Foto: ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga
Ketua Dewan Masjid Indonesia (DMI) Jusuf Kalla.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan menghadiri acara Pengukuhan Pengurus Wilayah Dewan Masjid Indonesia (DMI) Provinsi DKI Jakarta Masa Khidmat 2020-2025 yang digelar secara hybrid di Ruang Pola Balai Kota DKI Jakarta, Rabu (17/3). Seluruh pengurus tersebut dikukuhkan secara langsung oleh Ketua Umum DMI Jusuf Kalla (JK).

Dalam sambutannya, Anies mengawali menyampaikan apresiasi atas kerja sama dan kolaborasi yang terbangun baik antara Pemprov DKI Jakarta dan Pengurus Wilayah DMI DKI Jakarta. “Alhamdulillah kita bersyukur, kerja bersama kita sangat baik, dekat, dan masalah yang kita hadapi di lapangan dapat cepat diselesaikan dengan komunikasi intensif serta jajaran yang responsif, semoga ke depan kita semakin solid,” kata Anies dalam keterangan tertulisnya, Rabu (17/3).

Anies pun berharap, para pengurus yang baru saja dikukuhkan ini mampu mendorong tema yang menjadi perhatian Jakarta dan juga dunia, yakni pengelolaan lingkungan hidup yang berkelanjutan. Dimana, hal itu dapat diwujudkan melalui masjid-masjid yang dikelola secara ramah lingkungan.

“Kami berharap kepengurusan DMI sekarang menempatkan masalah lingkungan hidup sebagai masalah penting untuk diselesaikan. Kontribusi masjid di dalam pengelolaan lingkungan menjadi amat penting,” ujarnya. 

Selain itu, Anies juga mendorong agar semakin banyak masjid di Ibu Kota yang dapat menerapkan program ramah lingkungan. Sehingga, dapat mengajak masyarakat yang ada di sekitarnya untuk turut menjaga lingkungan. 

“Mudah-mudahan makin banyak lagi masjid di Jakarta yang masuk ke dalam masjid ramah lingkungan. Dengan begitu pengelolaannya pun bisa menjadi contoh, sehingga akan mengajak masyarakat sekitar untuk juga ramah lingkungan, sekaligus menjadi referensi untuk masjid-masjid di tempat lain,” tutur Anies.

Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu mencontohkan, yakni pemanfaatan air di masjid yang dapat dikelola dengan bijak. Dia menyebut, air bekas wudhu dapat kembali digunakan untuk menyiram tanaman atau dimanfaatkan untuk keperluan lain. 

"Di masjid, kita memanfaatkan air, dan pemanfaatan air di Jakarta merupakan salah satu barang yang ada unsur kelangkaannya. Apalagi di tempat yang air bersihnya terbatas, sehingga ini perlu ada solusi, dan kami di DKI sudah menyiapkan panduannya, dan kami siap berkolaborasi lebih lanjut,” ucap Anies.

Untuk diketahui, Pemprov DKI Jakarta mendukung dan memberikan bantuan untuk rumah ibadah semua agama dalam bentuk Bantuan Operasional Tempat Ibadah (BOTI). Anies menjelaskan, bantuan dalam program BOTI itu senilai Rp 2 juta per bulan bagi tempat ibadah besar, seperti masjid. Sedangkan untuk tempat ibadah yang kecil mendapatkan Rp 1 juta. 

“Begitu juga para pekerja agama, mereka mendapatkan bantuan 500 ribu. Jadi harapannya ini menjadi salah satu pendukung kegiatan keagamaan. Dan kita ingin semua merasakan kesetaraan dalam beribadah di Jakarta,” jelasnya.

Dalam kesempatan yang sama, Ketua Umum Dewan Masjid Indonesia (DMI) Jusuf Kalla mendukung penuh kolaborasi antara Pemprov DKI dan DMI Wilayah Provinsi DKI Jakarta. Dia pun berpesan, ke depan, masjid akan menghadapi lebih banyak tantangan, termasuk masalah lingkungan. Sehingga masjid dan para pengurusnya harus ikut membuat solusi.

“Masjid harus kita makmurkan, tapi lebih penting kita makmurkan masyarakatnya. Saya ucapkan terima kasih atas bantuan partisipasi dan pembinaan masjid di DKI Jakarta,” ungkap Jusuf Kalla.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement