Selasa 16 Mar 2021 19:05 WIB

Tak Punya Ponsel untuk Belajar Daring, Guru Temui Siswanya

Partisipasi siswa mengikuti PJJ mulai menurun karena bosan dan materi sulit dipahami

Rep: lilis sri handayani/ Red: Hiru Muhammad
Tak punya handphone untuk kegiatan pembelajaran jarak jauh (PJJ), siswi SMP Negeri 1 Gabuswetan, Kabupaten indramayu ini dipinjami handphone oleh gurunya.
Foto: diskominfo Indramayu
Tak punya handphone untuk kegiatan pembelajaran jarak jauh (PJJ), siswi SMP Negeri 1 Gabuswetan, Kabupaten indramayu ini dipinjami handphone oleh gurunya.

REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU--Genap setahun sudah pandemi Covid-19 melanda Indonesia. Salah satu imbasnya, kegiatan belajar mengajar (KBM) tatap muka di sekolah harus dilakukan secara daring dari rumah masing-masing. Namun, berbagai kendala muncul selama kegiatan pembelajaran jarak jauh (PJJ). Tak hanya guru, kendala dalam PJJ juga dialami siswa dan orang tua atau wali murid.

Masalah yang dihadapi oleh guru saat ini yakni partisipasi siswa dalam mengikuti PJJ mulai menurun. Penyebabnya di antaranya siswa mulai bosan dengan PJJ, materi yang sulit untuk dijelaskan tanpa adanya pembelajaran tatap muka dan lain sebagainya.

Sedangkan kendala yang dihadapi siswa, dari mulai ketiadaan gadget, tidak ada kuota untuk belajar, hingga sinyal yang tidak stabil/buruk. Kegiatan PJJ akhirnya tidak bisa berjalan dengan lancar sesuai dengan harapan.

Hal itu seperti yang dialami  salah satu pelajar di SMP Negeri 1 Gabuswetan, Nurul Hidayah. Pelajar tersebut selama ini terkendala dalam menerima materi pelajaran maupun mengerjakan tugas-tugas dan ulangan secara daring.

Nurul tidak memiliki ponsel. Kedua orang tuanya bekerja sebagai petani. Di keluarganya, hanya ada satu buah ponsel yang dipakai bersama-sama. Namun, ponsel itu dibawa  kakaknya yang bersekolah di sekolah menengah kejuruan (SMK).

Sang kakak kini sedang mengikuti kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL) sehingga tidak berada di rumah. Akibatnya, Nurul sama sekali tidak bisa menggunakan ponsel. Padahal, pekan ini dirinya harus mengikuti kegiatan Penilaian Tengah Semester (PTS) secara daring.

Kondisi itu menimbulkan keprihatinan pada Didno selaku wali kelasnya. Untuk itu, bersama guru Bimbingan Konseling (BK), Kasnali, dia mendatangi rumah Nurul. Dia meminjamkan ponsel miliknya agar Nurul bisa mengerjakan soal PTS secara daring. "Karena tidak ada handphone, anak ini (Nurul Hidayah) setiap hari tidak pernah mengerjakan tugas maupun soal ulangan online," kata Didno, Selasa (16/3).

Didno menawarkan kepada Nurul Hidayah agar datang ke sekolah. Pasalnya, setiap hari ada guru piket dan guru mata pelajaran yang datang ke sekolah dan mengajar secara daring. "Kami sangat prihatin dengan keadaan begini. Semoga pandemi segera berakhir dan kegiatan pembelajaran bisa dilaksanakan di sekolah seperti sebelum pandemi," kata Didno. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement