Selasa 16 Mar 2021 16:03 WIB

Ilmuwan Buat Simulasi Gabungnya Galaksi Bima Sakti-Andromeda

Proses penggabungan akan menghasilkan galaksi elips raksasa, Milkomeda.

Rep: Puti Almas/ Red: Dwi Murdaningsih
Ilustrasi penggabungan galaksi Bima Sakti dan Andromeda.
Foto: nasa/esa
Ilustrasi penggabungan galaksi Bima Sakti dan Andromeda.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebuah studi baru-baru ini mengungkap simulasi bagaimana penggabungan galaksi antara Andromeda dan Bima Sakti bisa terjadi. Studi dilakukan oleh Riccardo Schiavi, Roberto Capuzzo-Dolcetta, Manuel Arca-Sedda, dan Mario Spera dan dipublikasikan di jurnal Astronomy & Astrophysics.

Galaksi Andromeda dan Galaksi Bima Sakti perlahan-lahan akan menuju satu sama lain. Pada 1912, astronom asal Amerika bernama Vesto Slipher menemukan bahwa galaksi Andromeda sedang menuju ke arah galaksi di mana Bumi berada.

Baca Juga

Banyak pengamatan dan koreksi telah meningkatkan pemahaman tentang proses ini, bahkan sekarang, para peneliti memiliki wawasan baru tentang migrasi dan tabrakan galaksi ini.

Galaksi Andromeda atau dikenal sebagai M31 adalah galaksi spiral yang terbesar di grup galaksi, yang di dalamnya juga terdapat Galaksi Bima Sakti. Andromeda memiliki berat lebih besar dibandingkan Bima Sakti. Sebabnya adalah pengaruh dari lubang hitam supermasif yang membuat M31 tarikat secara grivitasi, hampir 33 kali lebih besar dibandingkan Bima Sakti.

Simulasi N-body

Dilansir Zmescience, untuk mengetahui bagaimana tabrakan antar galaksi akan terjadi, para ilmuwan harus terlebih dahulu mensimulasikan fenomena tersebut. Mereka menggunakan sesuatu yang disebut simulasi N-body, simulasi komputer yang menghitung gerakan partikel.

Dalam jenis simulasi ini, Anda harus terlebih dahulu memperkirakan jumlah partikel yang ada di sistem yang ditirukan. Partikel yang dimaksud di sini adalah sekumpulan objek masif di galaksi. Perlu diingat bahwa ini adalah representasi buatan dari kedua galaksi, jadi N-body semuanya sama.

Setelah ditetapkan, para ilmuwan perlu mendefinisikan bentuk Bimasakti dan Andromeda, serta menempatkan posisinya sedekat mungkin dengan kenyataan. M31 terletak cukup miring saat menghadap Bumi dan kecepatannya ke arah planet manusia ini adalah sekitar 110 km per detik dan itu adalah salah satu bagian penting dari detailnya.

Informasi penting lainnya adalah jarak dari M31. Dengan segala sesuatunya sedekat mungkin dengan kenyataan, para astronom dapat membuat simulasi tabrakan dan penggabungan.

Bima Sakti dan Andromeda akan mulai bertabrakan dalam 4,3 miliar tahun dan bergabung sepenuhnya dalam 10 miliar tahun. Situasi tersebut mungkin tak akan dilewatkan oleh manusia di zaman ini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses penggabungan akan menghasilkan galaksi elips raksasa, Milkomeda.

Tim ilmuwan menunjukkan apa yang akan terjadi pada lubang hitam supermasif (SMBH) di pusat kedua galaksi. Menurut mereka, SMBH akan menyatu sekitar 16,6 miliar tahun setelah penggabungan.

Tim juga telah memperkirakan jenis sinyal apa yang akan ditinggalkan oleh penggabungan tersebut. Hasilnya menunjukkan emisi yang tersisa hanya akan terdeteksi oleh detektor gelombang gravitasi yang cukup sensitif, seperti LISA.

Menurut simulasi dari Badan Antariksa Amerika (NASA), tabrakan akan dimulai dalam empati miliar tahun mendatang. Namun, simulasi terbaru menunjukkan waktu tunggu yang berpotensi lebih lama yaitu empat hingga lima miliar tahun.

Menurut hasil simulasi NASA yang sama, tidak mungkin semua bintang akan bertabrakan. Skenario yang mungkin terjadi adalah banyak sistem, seperti sistem di Tata Surya akan didorong ke orbit yang berbeda. Penggabungan SMBH akan mengubah bintang-bintang menjadi sesuatu yang masih belum dapat diketahui.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement